Hindari Liburan Saat Pandemi, Ini Bahayanya untuk Anak

Fakta Medis Bahaya Liburan saat Pandemi
Anak-anak di bawah 12 tahun tidak diwajibkan melakukan tes COVID-19 sebagai syarat perjalanan ke luar kota.
Padahal, bukan tak mungkin si anak menjadi super spreader alias pihak yang dapat menyebarkan virus corona dengan cepat ke orang lain.
Dilansir Pandemic Talks, Ketua Satgas COVID-19, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), dr. Yogi Prawira, SpA(K) mengatakan, 1 dari 10 orang yang terinfeksi adalah anak atau orang di bawah 18 tahun.
Sebanyak 2 persen kasus COVID-19 anak di Indonesia mengalami gejala berat hingga kritis.
Melengkapi penjelasan, dr. Reza Fahlevi, Sp. A., mengatakan tentang risiko anak untuk mengalami multisystem inflammatory syndrome in children (MISC) akibat infeksi virus corona.
“Jadi, virus corona yang menyerang anak bisa menyebabkan MISC. Artinya, multisistem atau keterlibatan peradangannya itu tak hanya pada pernapasan, tetapi pada organ lain juga,” kata dr. Reza.
“Dia (virus corona SARS-CoV-2) bisa menyebabkan peradangan, mulai dari sistem saraf, menimbulkan kejang, gangguan kesadaran, dan lain-lain,” imbuhnya.
Kondisi ini perlu diwaspadai, sekaligus mematahkan anggapan bahwa semua kasus infeksi virus corona di anak hanya yang ringan-ringan saja.
- Sumber Zat Besi dari Brokoli Sangat Penting bagi Perkembangan Anak
- Saat Dialog Kebangsaan di Jatim, Senator Lia Istifhama Singgung Peran Orang Tua Sebagai Sahabat
- Liburan Kian Seru di Entertainment District PIK 2: Boling, Gokar hingga Arcade dalam Satu Kawasan
- 5 Tips Beli Tiket Pesawat, Liburan Jadi Nyaman dan Hemat
- Einstein Science Project Bantu Problem Solving dan Critical Thinking pada Anak
- 1.000 Hari Pertama Fase Penting Bagi Anak, Orang Tua Jangan Salah Langkah