HKI: Kami Belum Rasakan Efek dari Penerapan Kebijakan FTA

HKI: Kami Belum Rasakan Efek dari Penerapan Kebijakan FTA
Ilustrasi. Foto: istimewa for batampos

jpnn.com, BATAM - Wakil Ketua Koordinator Himpunan Kawasan Industri (HKI) Kepri Tjaw Hoeing mengatakan pengusaha di Batam belum merasakan sama sekali dari penerapan kebijakan Free Trade Agreement (FTA).

Pasalnya, persyaratannya terlalu rumit. “Syaratnya terlalu rumit,” singkat pria yang biasa disapa Ayung ini.

Contoh persyaratan yang menyulitkan adalah kewajiban perusahaan untuk memiliki IT Inventory yang bisa dikoneksikan dengan sistem online Bea Cukai.

Tujuannya adalah agar Bea Cukai bisa memonitor pergerakan barang keluar dan masuk dari kawasan industri yang mendapatkan fasilitas pembebasan bea masuk tersebut.

Menurut Ayung, biaya untuk membangun IT Inventory cukup besar. Lagipula pemerintah belum menetapkan standar yang jelas mengenai IT Inventory ini. Dan belum ada peraturan teknis yang mengaturnya.

Selain IT Inventory yang menjadi syarat mutlak, persyaratan lainnya adalah mengenai penyampaian konversi bahan baku menjadi barang jadi serta blueprint proses produksi juga disebut terlalu memberatkan.

Ayung mengatakan ketentuan ini lebih baik dihilangkan saja karena memberatkan pengusaha untuk mendapatkan fasilitas FTA ini.

”Jika syaratnya sederhana dan ramah investasi, saya yakin ini akan jadi daya tarik sendiri untuk Batam,” imbuhnya.

Wakil Ketua Koordinator Kepri Tjaw Hoeing mengatakan pengusaha di Batam belum merasakan sama sekali efek dari penerapan kebijakan Free Trade Agreement (FTA).

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News