HKTI Tetap Kritis Kalau Kebijakan Merugikan Petani
Kemudian, lanjut dia, persoalan lahan yang semakin sempit dari waktu ke waktu. Selain itu banyak lahan yang sudah rusak karena penggunaan pupuk organik dan pestisida. Persoalan berikutnya adalah masih banyak petani belum bisa mengadopsi teknologi dengan baik. “Kenapa, memang perlu sosialisasi dari waktu ke waktu,” katanya.
Selain itu, kata dia, petani masih belum terbiasa dengan manajemen. Masih banyak petani yang melakukan produksi hanya untuk sekadar memenuhi kebutuhan. Persoalan pascapanen juga menjadi masalah.
“Begitu ada panen raya pasti harganya bermasalah,” katanya.
Karena itu, kata Moeldoko, HKTI menjadi organisasi penjembatan antara persoalan yang dihadapi petani dengan pemerintah.
“Memang kompleks, tetapi kami harus berusaha terus menerus,” ungkap Moeldoko.
Dia menegaskan, kebijakan Presiden Jokowi di bidang pertanian sudah sangat jelas antara lain membangun infrastruktur seperti bendungan besar, embung, hingga irigasi. Yang tidak kalah penting adalah kebijakan dana desa.(boy/jpnn)
Ketua Dewan Pembina Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Oesman Sapta Odang bersama Ketua Umum HKTI Jendeal (Purn) Moeldoko meresmikan kantor baru HKTI di Jalan Taman Lawang, Menteng, Jakarta Pusat, Minggu (20/10) pagi.
Redaktur & Reporter : Boy
- Mentan Amran Serahkan Alsintan Senilai Rp 200 M Untuk Petani di Jatim
- BAZNAS Distribusikan 137 Ribu Paket Beras Zakat Fitrah Hingga ke Pelosok
- Warga Sekitar Kebakaran Gudang Peluru Ada Imbauan dari Moeldoko, Ini Demi Kebaikan
- MSPP Bicara soal Kebijakan dan Program Badan Standardisasi Instrumen Pertanian 2024
- Dunia Hari Ini: Petani di Inggris Berdemo dengan Konvoi Traktor ke Pusat London
- IKPRI & INKUD Jalin Kerja Sama untuk Kesejahteraan Rakyat