Hmmm... Beginilah Komunikasi Kajati DKI dengan Kurir Suap Tangkapan KPK
Lagi-lagi, Sudung berkelit bahwa kata-kata itu disampaikannya agar Marudut tidak tersinggung. "Karena sudah kenal, saya jaga perasaan," katanya.
Selanjutnya, JPU bertanya kapan Sudung tahu bahwa Marudut diciduk KPK. Jawaban Sudung, ia baru tahu soal itu pada 31 Maret 2016 sore ketika bersama Aspidsus Kejati DKI Jakarta Tomo Sitepu dipanggil ke Kejaksaan Agung. Saat itu, kata dia, pihak Kejagung menceritakan ada operasi tangkap tangan (OTT) KPK yang kemudian menyebut nama Sudung dan Tomo.
"Saat itu belum jelas siapa tertangkap. Saat malam hari saya diperiksa KPK, baru dapat jawaban jelas," katanya.
Seperti diketahu, dalam dakwaan atas Sudi Wantoko dan Dandung Pamularno disebutkan bahwa keduanya akan memberikan suap kepada Sudung dan Tomo Sitepu Rp 2,5 miliar. Penyerahan akan dilakukan oleh seorang perantara yang bernama Marudut.
Maksud uang itu agar Sudung dan Tomo menghentikan penyelidikan perkara dugaan di PT Brantas Abipraya. Sebelumnya, Sudung pada 15 Maret 2016 telah mengeluarkan surat perintah penyelidikan atas dugaan korupsi di PT BA yang nilai kerugian negaranya mencapai lebih dari Rp 7 miliar. (Boy/jpnn)
JAKARTA - Persidangan atas dua petinggi PT Brantas Abipraya Sudi Wantoko dan Dandung Pamularno yang menjadi terdakwa suap memunculkan fakta baru.
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Sido Muncul Salurkan Bantuan Rp 200 Juta Untuk Korban Banjir Bandang & Longsor di Sulsel
- Usut Kasus Timah, Kejagung Bakal Periksa Sandra Dewi Hari Ini
- Sukses Perluas Akses Energi, Pertamina Raih 3 Penghargaan
- Penyuluh adalah Pahlawan dan Kunci Sukses Pertanian Berkelanjutan
- Kecelakaan Fortuner Masuk Jurang di Bromo, Tidak Ada Jejak Pengereman
- Pendaftaran PPPK 2024: Kabar Baik untuk Honorer Tendik, Semoga Dikabulkan