HNW Sebut Israel Tak Hargai Yerusalem sebagai Kota Suci Tiga Agama

HNW Sebut Israel Tak Hargai Yerusalem sebagai Kota Suci Tiga Agama
Wakil Ketua MPR-RI Dr. H. M. Hidayat Nur Wahid, M.A mengutuk keras serangan kembali dan tindakan represif Israel terhadap jemaah Masjid Al Aqsha. Foto: Reuters

Tindakan aparat Israel pada hari Minggu (23/5) itu juga diikuti pembiaran masuknya 80 ekstremis Yahudi ke dalam kawasan Al-Aqsha.

“Keberadaan Israel di seluruh wilayah Yerusalem Timur, termasuk di Al-Aqsha, sejatinya tindakan melawan hukum internasional dan bertentangan dengan semangat Solusi Dua Negara yang diadopsi PBB," katanya.

Selain itu, lanjut HNW, masuknya ekstremis Yahudi di tengah gelombang demo besar di London, AS, Kanada, Perancis, Indonesia, Pakistan, dan di negara-negara lainnya yang mendukung Palestina, maka Israel sedang membuktikan kembali bahwa mereka tidak berkomitmen dengan terwujudnya perdamaian.

Israel juga dinilai tidak menghormati opini global soal tuntut keadilan.

"Melainkan berupaya menghadirkan provokasi, ekstremisme, terorisme, bahkan laku apartheid. Dan itu menandakan gagal dan tak perlunya “normalisasi” yang dikampanyekan Israel,” tegas HNW.

Oleh karena itu HNW memandang perlu adanya tekanan nyata terhadap Israel untuk bertanggungjawab atas terjadinya tindakan-tindakan kekerasan di Syaikh Jarrah, Tepi Barat, dan terlebih lagi di Al-Aqsha pascagencatan senjata.

“Israel harus diberi sanksi atas pembiaran terjadinya kekerasan-kekerasan pasca gencatan senjata terhadap Jemaah di Masjid Al-Aqsha dan di tempat lainnya," ungkapnya.

Dia meminta Israel juga harus bertanggung jawab atas dampak negatif yang bisa terjadi akibat pelanggarannya terhadap kesepakatan gencatan senjata.

Wakil Ketua MPR-RI Dr. H. M. Hidayat Nur Wahid, M.A mengutuk keras serangan kembali dan tindakan represif Israel terhadap jemaah Masjid Al Aqsha di Yerusalem yang terjadi pascagenjatan senjata, atau Minggu (23/5).

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News