Honorer K2: Apakah Kami Harus Mengadu ke Ibu Megawati?

Honorer K2: Apakah Kami Harus Mengadu ke Ibu Megawati?
Para honorer K2 saat mengadu ke Senayan, Rabu (6/12). Foto: Mesya Mohammad/JPNN.com

Sementara di seluruh daerah tersebar guru-guru honorer yang sudah nyata-nyata tetap setia mengabdi walau dibayar rendah.

Hati mereka makin sakit manakala pemerintah beralasan merekrut tenaga fresh graduate demi meningkatkan mutu pendidikan.

Padahal banyak guru honorer ini sudah mengisi jam kerja PNS selama belasan hingga puluhan tahun. Karena fakta, masih banyak sekolah yang kekurangan guru PNS.

"Kami ini kan manusia, bukan batu. Kami masih punya perasaan dan hati kami menjerit kala disebut kami tidak ada kompetensinya. Apakah ini cara pemerintah agar kami tetap dibayar murah," kata Nunik, honorer K2 asal Magelang yang ditemui di Senayan baru-baru ini.

Para honorer K2 berharap para politisi di gedung nan megah itu ikut memperjuangkan nasib mereka.

Nunik yang kini 52 tahun menghabiskan waktunya di sekolah sudah puluhan tahun. Dia pernah ikut tes CPNS jalur K2 pada 2013.

Namun, keberuntungan bukan milik Nunik hingga sampai sekarang harus menerima kenyataan digaji Rp 150 ribu per bulan.

Aslinya, Nunik sudah capek berjuang. Karena setiap ke Jakarta untuk ikut berjuang dia harus merogoh kocek dalam-dalam. Nunik mengandalkan gaji suaminya yang kini sudah pensiun.

Tak heran bila 439 ribu honorer K2 cemburu. Mereka kesal mengapa pemerintah memilih merekrut guru-guru baru.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News