Hujan Bulan Juni, Menikmati Karya Puisi Lewat Film

Hujan Bulan Juni, Menikmati Karya Puisi Lewat Film
Poster film Hujan Bulan Juni.

jpnn.com, JAKARTA - Film Hujan Bulan Juni segera hadir di seluruh bioskop tanah air. Film hasil adaptasi dari novel legendaris berjudul sama, karya Sapardi Djoko Darmono.

Hestu Saputra sebagai sutradara mengatakan bahwa tugas membuat film Hujan Bulan Juni cukup berat.

Dia dituntut menerjemahkan puisi dan novel karya Sapardi Djoko Damono yang sudah sangat terkenal menjadi sajian film yang menyenangkan.

"Kemudahan dan poin besarnya dalam ini yakni kami di-support Pak Sapardi. Dia membebaskan kami untuk mengalihwahanan karyanya jadi film," kata Hestu Saputra saat berkunjung ke Jawapos.com, Graha Pena, Jakarta Selatan, Selasa (31/10)

Berbagai komunikasi dilakukan Hestu Saputra dengan Sapardi Djoko Darmono. Dia menanyakan konten penting dari puisi atau novel yang harus dimasukkan ke dalam film. Meski demikian, tidak ada intervensi di antara keduanya. Sapardi bahkan membebaskan Hestu untuk mengembangkannya.

"Enggak ada intervensi karena beliau percaya film punya wahana sendiri. Makanya saya bikin agar orang bisa menikmati puisi lewat film," ucapnya.

"Kami masukkan 9 puisi, termasuk judul populer Aku Ingin Mencintaimu. Pokokny puitis tapi tetap bisa dinikmati," imbuh Hestu.

Naskah film Hujan Bulan Juni ditulis oleh Titien Wattimena. Menurut Hestu, pengerjaan naskah berlangsung selama satu tahun. Sementara syuting berlangsung satu bulan. Pengambilan dilakukan seminggu di Jepang, Manado selama 17 hari, dan selebihnya di Jakarta.

Film Hujan Bulan Juni segera hadir di seluruh bioskop tanah air. Film hasil adaptasi dari novel legendaris berjudul sama, karya Sapardi Djoko Darmono.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News