Humor Tinggi dan Marahnya Seorang Presiden Santun

Oleh Dahlan Iskan

Humor Tinggi dan Marahnya Seorang Presiden Santun
Humor Tinggi dan Marahnya Seorang Presiden Santun

Tapi, menurut pendapat saya, itu untuk mengingatkan peristiwa dramatis lima bulan lalu. Sangat mengejutkan saat itu. Pada bulan Februari itu, Obama lagi pidato di depan kongres. MPR-nya Amerika. Forum gabungan antara House (DPR) dan Senat (DPD).

Menurut UUD, seorang presiden Amerika wajib menyampaikan laporan perkembangan negara kepada kongres setahun sekali. Biasanya Januari atau paling lambat awal Februari. Dulunya laporan itu cukup tertulis. Tapi, hampir 100 tahun terakhir selalu disampaikan langsung. Bahkan sejak ada radio dan TV disiarkan langsung.

Boleh dikata pidato Obama terakhir di depan kongres ini berupa curhat. Tapi serius. Mengenai mengapa kongres terus menghambat program utamanya. Mulai kesehatan, pendidikan, sampai energi baru. Dia uraikan lagi betapa pentingnya program tersebut untuk masa depan Amerika baru. Tapi, Partai Republik yang menguasai kongres terus menolak. ’’Waktu kita kalah karena Uni Soviet berhasil meluncurkan Sputnik, kita langsung membuat program penjelajahan ruang angkasa,’’ ujar Obama. ’’Kongres langsung menyetujui nyaris hanya dalam satu malam.’’

Sepuluh tahun kemudian, katanya, orang Amerika langsung berjalan di bulan.

Tidak ada yang menyangka, saat mengakhiri pidatonya, Obama bikin kejutan. Begitu selesai mengucapkan kata penutup, Obama mengangkat mik yang dia pakai pidato di podium. Dia jatuhkan mik itu. Di depan forum kenegaraan resmi kongres. Tidak hanya itu. Sesaat kemudian, dia raup kertas naskah pidatonya. Dia hamburkan kertas-kertas itu ke atas dengan dua tangannya. (*)




PRESIDEN Obama kembali jadi pelawak. Di depan forum tahunan wartawan Washington bulan lalu, gelak tawa tidak habis-habisnya. Seperti setahun sebelumnya:


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News