Hyde Park

Oleh Dahlan Iskan

Hyde Park
Dahlan Iskan di Hyde Park, London. Foto: disway.id

jpnn.com - Saya pikir 'Hyde Park' sudah mati. Sudah kehilangan relevansi. Sudah kalah dengan medsos.

Ternyata masih hidup.

Yang berpidato di situ masih semangat. Yang berdebat juga masih seru.

Baca Juga:

Itulah mimbar demokrasi tertua di dunia. Sejak 1863. Orang boleh ngomong apa saja. Tidak perlu khawatir ditangkap penguasa.

Saya ke Hyde Park hari Minggu siang lalu. Masih terlalu pagi. Pertunjukan debat di taman itu baru dimulai jam 13.00.

Saya pun memanfaatkan waktu ke Harrods. Yang letaknya hanya selemparan batu dari salah satu sudut Hyde Park. Sekadar bernostalgia.

Ketika belum ada mal modern Harrods sudah terkenal. Jadi ikon kota London. Idaman belanjawan-belanjawati. Kata mereka: belum ke London kalau belum ke Harrods.

Itulah mal milik almarhum Dodi Al Fayed --pacar mendiang Putri 'Lady Di' Diana itu.

Saya ke Hyde Park hari Minggu siang lalu. Itulah mimbar demokrasi tertua di dunia. Sejak 1863. Orang boleh ngomong apa saja. Tidak perlu khawatir ditangkap penguasa.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News