Ibu-ibu... Ini Bahayanya Kalau Anak Balita Anda Kebanyakan Main Gadget

Ibu-ibu... Ini Bahayanya Kalau Anak Balita Anda Kebanyakan Main Gadget
Ilustrasi. FOTO: HENDRA EKA/JAWA POS

Dosen FK Universitas Airlangga itu menyarankan, anak berusia kurang dari empat tahun sebaiknya tidak terekspos cahaya layar gadget. Dari segi perkembangan visual, mata balita belum terbentuk maksimal sebelum usia tersebut. Karena itu, paparan ringan pun bisa menimbulkan masalah. "Kalau umur lima tahun, mulai bisa diperlihatkan gadget. Misalnya, untuk mengenal video edukasi," katanya. 

Namun, anak tetap harus mematuhi aturan yang dikenal dengan rule of twenty. Setiap 20 menit penggunaan layar, istirahatkan mata selama 20 detik. Caranya dengan memejamkan mata. Dengan begitu, otot mata bisa kembali rileks. Gerakan menutup itu juga menghasilkan pelumas untuk melindungi organ penglihatan.

Menurut Rozalina, saat anak sudah tidak lagi balita, penggunaan gadget tetap perlu dibatasi. Sebab, penggunaan berlebihan juga berpengaruh pada psikologis. Anak seharusnya mengeksplorasi diri dengan lebih sering bermain di luar rumah. "Itu membuat motorik mereka terlatih. Jika kemampuan motorik kurang terlatih, anak akan sulit fokus," ujar alumnus University of Utah John A. Moran Eye Center itu.

Sementara itu, dokter spesialis mata RSUD dr Soetomo Prof dr Diany Yogiantoro Soebadi SpM mengatakan, pasien anak karena pemakaian gadget yang salah memang meningkat. Dia mencontohkan kasus di praktik pribadinya di Jalan Dr. Soetomo Surabaya. Dalam sehari, minimal ada satu anak yang dibawa orang tuanya dengan keluhan mata. Dalam sepekan bisa enam sampai tujuh anak.

Angka kejadian di RSUD dr Soetomo diperkirakan lebih banyak lagi. Termasuk di fasilitas kesehatan lain, seperti RS Soewandhie dan RS BDH. Sebab, saat ini sistemnya menggunakan BPJS. "Keluhannya penglihatan kabur karena sering memakai gadget," ujarnya.

Peningkatan jumlah pasien mata berusia anak-anak juga diungkapkan dr Hendrian D. Soebagjo SpM(K). Dalam sehari, divisi kelainan akomodasi mata RSUD dr Soetomo menangani tiga sampai empat pasien yang mengeluhkan refraksi atau pembiasan mata. Ada pasien yang masih anak-anak. "Kalau di klinik saya, sehari ada 30 orang pasien. Lima di antaranya anak yang bermasalah karena gadget," ujarnya. (nir/c7/fat)

 

SURABAYA - Gangguan pada mata banyak dialami balita akhir-akhir ini. Ternyata, penyebabnya adalah mereka terlalu sering bermain gadget dalam durasi


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News