Ide Menyatukan Kubu Anies & Ganjar Mesti Dipadukan dengan Kekuatan Rakyat

Ide Menyatukan Kubu Anies & Ganjar Mesti Dipadukan dengan Kekuatan Rakyat
Pengamat politik Hendri Satrio. Foto: dok/JPNN.com

jpnn.com - Pengamat politik Hendri Satrio (Hensat) menilai sudah sepantasnya ada garis tegas antara penguasa dan rakyat, antara kelompok yang ingin terus berkuasa dengan pihak yang ingin menjaga demokrasi.

Hensat menyampaikan itu saat dimintai tanggapan tentang peluang bersatunya kubu paslon nomor urut 01 Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar dengan paslon 03 Ganjar Pranowo-Mahfud MD di putaran kedua Pilpres 2024.

Menurut pendiri lembaga survei KedaiKPOI itu, harus ada garis tegas antara yang memiliki semangat reformasi 98 dengan yang ingin menghancurkan reformasi.

Oleh karena itu, dia memandang perlu dibangun komunikasi antara kedua paslon bersama rakyat, serta masyarakat sipil guna melawan pihak yang ingin terus berkuasa dan mau merusak semangat reformasi.

"Komunikasi antar-rakyat, komunikasi antara 01-03 (Kubu Anies dan Ganjar), komunikasi antarpegiat demokrasi harus dilaksanakan dan implementasinya diwujudkan," ujar Hensat, Jumat (19/1).

Wacana bersatunya kubu Anies dan Ganjar di Pilpres 2024 putaran kedua, kembali menguat setelah debat capres 7 Januari 2024.

Hal itu terjadi setelah Anies maupun Ganjar terlihat kompak mengkritik kebijakan pertahanan RI di bawah kepemimpinan Menhan sekaligus Capres RI nomor urut 02 Prabowo Subianto.

Terbukanya peluang kerja sama kubu kedua paslon tersebut di pilpres putaran kedua juga direspons positif baik oleh Anies maupun Ganjar.

Pengamat politik Hendri Satrio menilai ide menyatukan kubu Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo di putaran dua Pilpres 2024 mesti dipadukan dengan kekuatan rakyat.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News