IDI Beberkan Kesalahan Fatal saat Menjalani Isolasi Mandiri, Tolong Dihindari!

IDI Beberkan Kesalahan Fatal saat Menjalani Isolasi Mandiri, Tolong Dihindari!
Ilustrasi pasien Covid-19. Foto: Ricardo/JPNN.com

Tidak hanya itu, perburukan gejala juga bisa dilihat dari ujung tangan, kaki, dan bibir yang membiru atau dalam istilah medisnya dikenal sebagai cyanosis.

Dokter Daeng meminta jika pasien menunjukkan gejala cyanosis meski tidak merasa sesak dan dada tertekan tetap harus mendapatkan perawatan medis.

Pasalnya, hal itu menunjukkan bahwa tubuhnya kekurangan oksigen.

“Hal- hal seperti itu kebanyakan luput, masyarakat banyak yang belum mengetahui gejala perburukan. Maka penting terhubung dan berkonsultasi ke dokter setidaknya lewat telemedisin agar angka kesembuhan bisa meningkat,” ujar Daeng.

Sebelumnya, IDI menilai layanan telemedisin merupakan solusi yang strategis di masa penanganan pasien pandemi Covid-19.

Nakes pun dapat lebih optimal memantau keadaan banyak pasien dan membantu meringankan beban rumah sakit yang masih cukup banyak merawat pasien- pasien bergejala sedang hingga kritis.

"Telemedisin juga membantu penanganan di hulu dengan cara mempersiapkan sistem untuk sentra- sentra vaksinasi Covid-19 agar sesuai dengan protokol kesehatan dan membantu percepatan distribusi vaksin," kata Daeng M. Faqih. (antara/jpnn)

Simak! Video Pilihan Redaksi:


Ikatan Dokter Indonesia (IDI) membeberkan salah satu kesalahan fatal yang dilakukan pasien Covid-19 saat menjalani isolasi mandiri yang berakibat fatal.


Redaktur & Reporter : Elvi Robiatul

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News