Idrus Marham Mengajak Masyarakat Hilangkan Syak Wasangka Setelah Pilpres 2024
“Sebegitu jelas dan tegasnya hukum bersyak wasangka,” tambahnya.
Lebih lanjut mantan Sekjen Partai Golkar itu juga menyampaikan syak wasangka muncul karena mengedepankan kasus-kasus yang cenderung bersinggungan dengan 'logika rasa' dari banyak orang, seperti kekhawatiran yang besar cenderung mencaplok yang kecil, kuat menindas yang lemah, dan seterusnya.
Merembet sampai ke ruang rasa dizalimi, dicurangi, dan seterusnya.
“Akibatnya, tanpa disadari, syak wasangka cenderung berubah bentuk menjadi logika pelarian atas sebuah ketidakberdayaan,” terangnya.
Meski terlihat subjektif, lanjut dia, syak wasangka seperti bola salju.
Menyebar ke hampir semua lini kehidupan, karenanya tidak heran sifat ini bertaburan di ruang sejarah, ruang perekonomian, sosial budaya, agama, apalagi politik.
Dalam kitabnya yang berjudul 'The Paranoid Style in American Politics' terbit tahun 1964, lanjut Idrus, Hofstadter membahas urusan syak wasangka dan paranoid dalam politik Amerika dan memakmurkan permusuhan.
“Syak wasangka juga potensial membesar besarkan pepesan kosong, atau merekayasa hayalan tentang adanya, konspirasi besar yang bertujuan menghancurkan nilai-nilai atau institusi yang dianggap penting,” terang Idrus mengutip pernyataan Hofstadter.
Politikus Partai Golkar Idrus Marham angkat biacara terkait banyak indikasi syak wasangka di tengah masyarakat setelah Pilpres 2024
- Habiburokhman Gerindra: Kalau Itu Pilihan Pak Ganjar, Kami Tidak Akan Menghalangi
- Sikap PDIP Masih Dinanti, Parpol Pendukung Prabowo Dag Dig Dug
- Jalan Politik Gibran: Mengubah Hinaan Menjadi Kekuataan
- Pengamat Ini Sebut Jokowi dan SBY Mentor Andal Prabowo
- Analisis Pengamat soal Kans Bobby Nasution di Pilkada Sumut
- Persiapan Pilkada 2024, PPP Siap Berkolaborasi dengan Parpol Lain