Idrus Marham Mengajak Masyarakat Hilangkan Syak Wasangka Setelah Pilpres 2024
Saat ini, syak wasangka punya daya retas yang dahsyat yang mudah menyebar dan diyakini.
Sampai-sampai orang orang yang menciptakan prasangka pun yakin kalau prasangka imaginernya adalah kebenaran obyektif.
“Pada skala skala kecil, syak wasangka adalah bumbu sosial yang biasa dan bisa dilakukan oleh orang-orang biasa,” ungkapnya.
Idrus mencontohkan perang saudara antara suku Hutu dan Tutsi di Rwanda yang menggasak lebih dari 20 persen nyawa warga negaranya berawal dari syak wasangka.
Alhasil, tidak berlebihan jika syak wasangka dijuluki bola liar yang sadis.
Melihat kondisi sehabis Pemilu 2024, Idrus menilai banyak orang harus sadar diri.
“Yang menang jangan sampai lupa diri, mabuk kemenangan, sehingga memancing syak wasangka, dan yang kalah jangan sampai larut dalam jeratan syak wasangka sehingga tanpa sadar mengalirkan segala pikiran jernihnya,” pesannyaa.
Karena itu, dengan segala fenomena ini, dia menyarankan semua orang untuk terus berpikir positif.
Politikus Partai Golkar Idrus Marham angkat biacara terkait banyak indikasi syak wasangka di tengah masyarakat setelah Pilpres 2024
- Peneliti TSRC Sebut Kompleksitas Pemilu 2024 Munculkan Fenomena Split-Ticket Voting
- Tegas, Demokrat Tidak Akan Usung Anies Baswedan di Pilkada DKI
- Lia Camino
- Zulhas Sebut Kemenangan Prabowo-Gibran Bukan Didasari Bansos, PDIP Singgung Putusan MK
- Zulhas Sebut Prabowo-Gibran Dipilih karena Dicintai Rakyat, Bukan Bansos
- Gerindra Respons Pernyataan Ganjar Pranowo soal Politik Akomodasi