Iduladha Menguatkan Solidaritas Kemanusiaan

Iduladha Menguatkan Solidaritas Kemanusiaan
KH Maman Imanulhaq. Foto: dok/JPNN.com

Makna kedua, lanjut Kang Maman, kurban merupakan konsep pengurbanan yang dilandasi keikhlasan dalam menjalankan pengabdian, tugas, dan perjuangan tanpa mengharapkan balasan dan pujian serta keuntungan materi yang menjadikan nilai kesalehan menjadi sia-sia.

Dari keikhlasan dan ketulusan jiwa itu akan memunculkan ketegaran dan keistiqamahan.

"Kesuksesan umat untuk keluar dari bencana dan tragedi kemanusiaan tergantung pada keikhlasan, ketulusan, dan pengabdian mereka demi mengharap rida Allah semata," kata Kang Maman.

Makna ketiga, kurban yang disimbolkan dengan menyembelih hewan merupakan suatu teladan dari Nabi Ibrahim saat diperintah oleh Allah untuk mengurbankan Ismail, putra terkasihnya.

"Teladan agung tersebut seharusnya mampu menyentuh kesadaran intelektual dan imajinasi seorang hamba. Tindakan Nabi Ibrahim merupakan simbol kemenangan seorang manusia atas nafsu hewaniah, ego kecil, romantisme kepentingan pribadi, dan sentimentalitas cinta kasih lokal," urainya.

Semangat berkurban yang dicontohkan Nabi Ibrahim bukanlah perbuatan untuk mengurbankan manusia lainnya demi tujuan dan keuntungan sesaat yang keji sebagaimana dilakukan para penguasa lalim sepanjang sejarah.

Namun, suatu sikap untuk menyerahkan sesuatu yang dititipkan oleh Allah.

"Dengan semangat Idul Qurban, manusia harus mampu “menyembelih” watak buruk dan tujuh sifat kebinatangan yang ada dalam dirinya; seperti rakus, serakah, zalim, menindas, dan tidak mengenal hukum dan norma," pungkas Kang Maman. (jos/jpnn)


Iduladha merupakan momentum menguatkan solidaritas kemanusiaan di tengah berbagai gangguan yang dihadapi bangsa Indonesia.


Redaktur & Reporter : Ragil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News