Ikhtiar Kiai Miftahul Akhyar demi Kemenangan Jokowi - Ma'ruf

Ikhtiar Kiai Miftahul Akhyar demi Kemenangan Jokowi - Ma'ruf
DEBAT PERDANA: Joko Widodo dan KH Ma'ruf Amin pada debat perdana kontestan Pilpres 2019 di Hotel Bidakara, Jakarta Selatan, Kamis (17/1). Foto: Ricardo/JPNN.Com

jpnn.com, SURABAYA - Pejabat sementara (Pjs) Rais Am Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Miftahul Akhyar memastikan bakal memenangkan Joko Widodo - Ma'ruf Amin pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019. Terlebih, Ma'ruf merupakan kader NU terbaik sehingga nahdiyin harus memenangkannya.

"Jadi beliau-lah kader terbaik. Untuk menunjukkan dan membuktikan beliau sebagai kader terbaik tunjukkan, jangan sampai beliau gagal. Itu artikan sendiri maksudnya," kata Miftahul usai melakukan pertemuan tertutup dengan puluhan kiai sepuh NU se-Jawa Timur di Surabaya, Rabu (24/2) malam.

Dia menjelaskan, memenangkan Jokowi - Ma'ruf di Pilpres 2019 merupakan hajatan NU. Sebab, hal tersebut menyangkut masa depan NU dan nahdiyin.

"Apalagi beliau ini kan kader terbaik. Hasil pertama kali, hasil perdana muktamar Jombang menghasilkan beliau hasil dari pada perubahan tata cara pemilihan rais am," jelas Kiai Miftahul.

Lebih lanjut Kiai Miftahul mengatakan, di NU ada sistem hierarki bersifat komando sehingga keputusan pimpinan harus diikuti kepengurusan di bawah. Karena itu jajaran NU dari pusat sampai bawah harus ikut memperjuangkan Jokowi - Ma’ruf.

"Semua lapisan, tingkatan oleh dari jajaran PB sampai tingkat anak ranting. Kapan lagi kalau kami tidak memulai menghidupkan kembali yang selama ini sistem komando sudah mulai menipis, hilang dan mengeropos," jelas Miftahul.

Di samping itu, lanjut Miftahul, enam tahun lagi NU berusia seabad. Karena itu, memenangkan Ma’ruf merupakan momentum bagi NU.

"Momentum yang penting yaitu kami harus betul- betul bisa mengoptimalkan," kata Kiai Miftahul yang menjadi pengganti Kiai Ma'ruf di posisi rais am PBNU itu.

KH Miftahul Akhyar mengajak nahdiyin memenangkan duet Jokowi - KH Ma'ruf pada Pilpres 2019 demi masa depan Nahdlatul Ulama (NU).

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News