Ilmuwan Indonesia Terlibat dalam Proyek Penemuan Partikel Tuhan

Ilmuwan Indonesia Terlibat dalam Proyek Penemuan Partikel Tuhan
Ilmuwan Indonesia Terlibat dalam Proyek Penemuan Partikel Tuhan
"Partikel ini memberi jawaban bagaimana partikel-partikel lain memiliki massa. Menemukan partikel ini seperti halnya kita menemukan harta karun yang terpendam. Di masa depan, partikel ini akan sangat berguna untuk memahami alam semesta," jelas Rahmat saat diwawancara via e-mail beberapa waktu lalu. Hingga kini Rahmat dan Suharyo masih di Swiss untuk meneruskan risetnya.

Menurut fisikawan 37 tahun itu, upaya menemukan partikel baru tersebut menghadapi banyak tantangan dan hambatan, khususnya masalah teknis. Untuk itu, dibutuhkan kesabaran dan ketelitian luar biasa.

"Bisa diibaratkan kita mencari sebuah jarum di tumpukan jerami. Partikel ini hanya dapat ditemukan dengan akselerator yang memiliki energi yang sangat besar. Untuk membangun akselerator yang dinamakan Large Hadron Collider (LHC) dibutuhkan dukungan dana yang besar," urainya.

Keterlibatan Rahmat maupun Suharyo bermula saat mereka ikut dalam eksperimen Compact Muon Solenoid (CMS) di CERN, Swiss. CMS merupakan salah satu detektor LHC yang menemukan partikel Tuhan. Rahmat mulai bergabung dengan CMS pada Juli 2008.

Sebanyak 3.000 ilmuwan dari 40 negara yang bermarkas di Center for Nuclear Research (CERN) Jenewa, Swiss, berhasil menemukan partikel Tuhan. Dua

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News