Ilmuwan Indonesia Terlibat dalam Proyek Penemuan Partikel Tuhan
Sabtu, 18 Agustus 2012 – 19:31 WIB
"Partikel ini memberi jawaban bagaimana partikel-partikel lain memiliki massa. Menemukan partikel ini seperti halnya kita menemukan harta karun yang terpendam. Di masa depan, partikel ini akan sangat berguna untuk memahami alam semesta," jelas Rahmat saat diwawancara via e-mail beberapa waktu lalu. Hingga kini Rahmat dan Suharyo masih di Swiss untuk meneruskan risetnya.
Menurut fisikawan 37 tahun itu, upaya menemukan partikel baru tersebut menghadapi banyak tantangan dan hambatan, khususnya masalah teknis. Untuk itu, dibutuhkan kesabaran dan ketelitian luar biasa.
"Bisa diibaratkan kita mencari sebuah jarum di tumpukan jerami. Partikel ini hanya dapat ditemukan dengan akselerator yang memiliki energi yang sangat besar. Untuk membangun akselerator yang dinamakan Large Hadron Collider (LHC) dibutuhkan dukungan dana yang besar," urainya.
Keterlibatan Rahmat maupun Suharyo bermula saat mereka ikut dalam eksperimen Compact Muon Solenoid (CMS) di CERN, Swiss. CMS merupakan salah satu detektor LHC yang menemukan partikel Tuhan. Rahmat mulai bergabung dengan CMS pada Juli 2008.
Sebanyak 3.000 ilmuwan dari 40 negara yang bermarkas di Center for Nuclear Research (CERN) Jenewa, Swiss, berhasil menemukan partikel Tuhan. Dua
BERITA TERKAIT
- Ninis Kesuma Adriani, Srikandi BUMN Inspiratif di Balik Ketahanan Pangan Nasional
- Dulu Penerjemah Bahasa, kini Jadi Pengusaha Berkat PTFI
- Mengintip Pasar Apung di KCBN Muaro Jambi, Perempuan Pelaku Utama, Mayoritas Sarjana
- Tony Wenas, Antara Misi di Freeport dan Jiwa Rock
- Hujan & Petir Tak Patahkan Semangat Polri Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Wilayah Terluar Dumai
- Tentang Nusakambangan, Pulau yang Diusulkan Ganjar Jadi Pembuangan Koruptor