Ilmuwan Indonesia Terlibat dalam Proyek Penemuan Partikel Tuhan
Sabtu, 18 Agustus 2012 – 19:31 WIB
"Saya beruntung mendapat tunjangan dari University of Oregon dalam bentuk kuliah sambil mengajar. Artinya, saya dapat kuliah pascasarjana gratis dan tunjangan hidup. Namun, saya wajib memberikan kuliah fisika dasar dan mengajar laboratorium untuk mahasiswa tingkat satu dan tingkat dua," urainya.
Ke depan Rahmat dan Suharyo sudah memiliki "pekerjaan" baru. Keduanya terlibat dalam proyek penelitian top quark. Proyek tersebut mirip proyek penemuan partikel Tuhan dan hasil penelitiannya bisa menjadi jendela baru untuk new physics atau "physics beyond standard model".
"Di sini saya akan meng-upgrade photomultiplier (PMT) untuk CMS detektor di awal 2013. Sebab, PMT yang akan saya pasang memiliki kinerja yang lebih baik daripada PMT sebelumnya. Selain itu, kami berpartisipasi untuk CMS upgrade pada 2018 sehingga LHC akan meningkatkan kemampuannya," jelas Rahmat.
Ketika ditanya soal masa depan fisikawan Indonesia, Rahmat memaparkan bahwa sebenarnya fisikawan tanah air memiliki keuntungan besar. Sebab, materi yang diajarkan di sekolah Indonesia lebih berbobot daripada materi yang diajarkan di sekolah-sekolah luar negeri. Namun, budaya malu bertanya masih kuat di Indonesia.
Sebanyak 3.000 ilmuwan dari 40 negara yang bermarkas di Center for Nuclear Research (CERN) Jenewa, Swiss, berhasil menemukan partikel Tuhan. Dua
BERITA TERKAIT
- Ninis Kesuma Adriani, Srikandi BUMN Inspiratif di Balik Ketahanan Pangan Nasional
- Dulu Penerjemah Bahasa, kini Jadi Pengusaha Berkat PTFI
- Mengintip Pasar Apung di KCBN Muaro Jambi, Perempuan Pelaku Utama, Mayoritas Sarjana
- Tony Wenas, Antara Misi di Freeport dan Jiwa Rock
- Hujan & Petir Tak Patahkan Semangat Polri Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Wilayah Terluar Dumai
- Tentang Nusakambangan, Pulau yang Diusulkan Ganjar Jadi Pembuangan Koruptor