Ilmuwan Kaya Raya Itu Diduga Mutilasi Jurnalis Cantik
jpnn.com, STOCKHOLM - Kabar kematian Kim Wall menerbitkan duka mendalam di hati rekan-rekannya sesama jurnalis. Apalagi, perempuan 30 tahun itu mati secara tidak wajar.
Tepatnya, dibunuh. Rabu malam (23/8) sekelompok reporter alumnus Columbia University School of Journalism yang seangkatan dengan Wall menggelar renungan.
Lagu Stand by Me mengalun pelan saat Matthew Claiborne dan teman-temannya berbagi kenangan tentang Wall di Kota New York (NYC).
Perempuan kelahiran Swedia yang menuntut ilmu di Inggris dan Amerika Serikat (AS) itu adalah pribadi yang ramah dan menyenangkan.
Tidak heran, rekan-rekan Wall merasa sangat kehilangan sosok jurnalis yang cerdas dan selalu penuh semangat tersebut.
"Dia jauh lebih hebat dari apa yang menimpanya," kata Claiborne yang merupakan teman sekelas Wall saat masih sama-sama berstatus mahasiswa.
Kendati ambisius dalam pekerjaan, Wall adalah sosok yang luwes dalam bergaul dan selalu suka bercanda.
Kini tersangka pembunuh Wall yang juga narasumbernya masih mendekam di tahanan.
Kabar kematian Kim Wall menerbitkan duka mendalam di hati rekan-rekannya sesama jurnalis. Apalagi, perempuan 30 tahun itu mati secara tidak wajar.
- Polisi Ungkap Pembunuhan Berencana di Tanah Laut, Korban Ditusuk 38 Kali
- Sukses Ungkap Kasus Pembunuhan Sadis di Macan Lindungan Palembang, Tim Gabungan Dapat Pin Emas
- Motif Pembunuh Ibu dan Anak di Macan Lindungan Palembang Terungkap, Tak Disangka
- Pengakuan Pembunuh Ibu dan Anak di Palembang, Target Awal Membunuh Suami Korban
- Anung, Suami dan Ayah Korban Pembunuhan di Palembang Minta Pelaku Dihukum Berat
- Motif Pembunuhan di Gunung Katu Malang Terungkap, Tersangka Marah Diajak Begituan