Imaji Xinjiang

Oleh Dahlan Iskan

 Imaji Xinjiang
Dahlan Iskan di Provinsi Xinjiang, Tiongkok. Foto: disway.id

Sebagai lulusan pesantren saya coba baca semua kalimat dalam huruf Arab itu. Saya bisa membacanya, tetapi tidak tahu artinya. Rupanya itu bukan bahasa Arab.

Itu bahasa Uygur.

Hanya tulisannya huruf Arab. Seperti orang Riau: menggunakan huruf Arab tapi bunyinya Melayu. Atau seperti kitab-kitab di pondok pesantren: tulisannya Arab, tapi bunyinya bahasa Jawa.

Waktu ke salah satu desa di pojok dekat perbatasan Afghanistan saya memperkenalkan diri. Saya tulis nama saya di tanah. Dengan alat tulis batu kerikil. Saya tuliskan nama saya dengan huruf Arab.

Mereka tahu nama saya: Dahlan Iskan.

Saya pun minta ia menuliskan namanya. Ia menulis dengan huruf Arab: Umar.

Di mana-mana tulisan Arab mendahului tulisan Mandarin. Termasuk di toilet-toilet di rest area.

Pun di daerah utara. Yang mayoritas bukan muslim. Di Xinjiang utara banyak suku-suku minoritas lainnya. Yang lebih dekat ke suku Monggolia.

Nama toko, hotel, kantor, resto, nama jalan, dan apa saja didahului huruf Arab. Sebagai lulusan pesantren saya coba baca semua kalimat dalam huruf Arab itu.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News