Iming-iming Uang dan Rokok, 4 Anak SMK Disodomi

Iming-iming Uang dan Rokok, 4 Anak SMK Disodomi
Ilustrasi.

jpnn.com - JAYAPURA - Kasus dugaan pelecehan seksual terkuak di Kabupaten Keerom, Papua. Empat remaja yang masih duduk di salah satu sekolah menengah kejuruan di kabupaten itu, diduga jadi korban sodomi yang dilakukan pria berinisial SA (25 tahun).

Dari laporan yang diterima polisi, SA diduga menyodomi keempat korban dengan cara mengancam dan mengiming-imingi memberikan uang serta rokok. Perbuatan ini diduga dilakukan SA sejak Januari 2016 dan dua dari empat korban diduga disodomi lebih dari satu kali. 

“Kasusnya ditangani Polres Keerom dan pelaku sudah diamankan untuk diproses hukum. Pelaku nyaris diamuk massa yang marah atas perbuatannya, sehingga anggota langsung mengamankan pelaku ke Mapolres Keerom, Selasa (15/3) kemarin,” ungkap Kabid Humas Polda Papua, Kombes Patrige, seperti dikutip dari Cenderawasih Pos, Kamis (17/3).

Kasus dugaan pelecahan seksual terhadap empat remaja ini menurut Patrige, terungkap setelah salah seorang korban menyampaikan apa yang telah dia alami kepada saksi pertama.

“Dari keterangan itu, saksi kemudian memanggil pelaku untuk mengklarifikasi pengaduan tersebut namun pelaku tidak muncul di rumah saksi. Saksi kemudian berinisiatif mendatangi rumah pelaku setelah berkoordinasi dengan kepala kampung,” kata Patrige. 

Dikatakannya, saksi bersama kepala kampung dan masyarakat mendatangi rumah pelaku. Melihat banyak masyarakat yang mendatangi rumah pelaku, saksi menurut Patrige kemudian melapor ke Polres Keerom. “Laporan tersebut langsung ditindaklanjuti Polres Keerom yang menurunkan 37 anggota ke TKP dan langsung mengamankan pelaku dari massa yang akan menghakiminya,” tuturnya. 

Dari hasil pemeriksaan, pelaku menurut Patrige diduga memiliki kelainan seksual. Kasus dugaan pelecehan seksual ini menurutnya masih dikembangkan, sebab tidak tertutup kemungkinan masih ada korban lainny. “Kasusnya masih kami kembangkan dan tidak tertutup kemungkinan masih ada korban lain yang belum melapor karena takut atau malu,” pungkasnya. (jo/nat/adk/jpnn)



Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News