Impor Aluminium, Inalum Justru Ekspor

Impor Aluminium, Inalum Justru Ekspor
Impor Aluminium, Inalum Justru Ekspor
 Oleh sebab itu, momentum berakhirnya kontrak Inalum di Indonesia Oktober 2013 mendatang, menurut Ucok, harus benar-benar dimanfaatkan semaksimal mungkin. Karena ia yakin, ketika Inalum nantinya seratus persen milik Indonesia, maka hasil produksi dari perusahaan tersebut dapat diprioritaskan guna pemenuhan kebutuhan di dalam negeri.

Menurutnya, kontrak kerjasama dengan Jepang nantinya tidak lagi diteruskan. Sehingga Inalum seutuhnya benar-benar menjadi aset nasional. “Jadi harus dimanfaatkan betul oleh pemerintah. Langkah menjadikan Inalum sebagai aset nasional sangat penting, karena selama ini Inalum jauh lebih menguntungkan bagi pihak Jepang. Paling tidak Inalum mampu memasok secara stabil 5 persen kebutuhan alumunium Jepang. Sementara untuk Indonesia sendiri, selisih kebutuhannya harus ditutupi dengan mengimpor dari Australia,” ujarnya.

Dikatakan, kontrak kerjasama sebelumnya telah mengalami beberapa kali perubahan, namun tetap saja memosisikan Indonesia sebagai pihak yang lemah. Dan cenderung sangat banyak dirugikan.

Ia yakin kemampuan sumberdaya manusia Indonesia saat ini juga telah sangat mampu mengelola Inalum ke depan. Karena paling tidak selama 30 tahun Inalum dikelola bersama, telah terjadi transfer of knowledge. “Jadi saya pikir bicara SDM juga kita sudah siap memimpin dan mengoperasikan perusahaan tersebut,” katanya.

JAKARTA-Setiap tahun Indonesia paling tidak membutuhkan hingga 350.000 ton aluminium guna memenuhi kebutuhan industri di tanah air. Dan diperkirakan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News