Impor Pangan & Impor Revolusi

Impor Pangan & Impor Revolusi
Impor Pangan & Impor Revolusi

Krisis pangan yang menghantui dunia sudah di depan pelupuk mata. Penyebabnya, tentu saja bukan merupakan kutukan. Salah satunya karena kerakusan berbagai bangsa mengkonsumsi minyak bumi yang tak tergantikan, dan karenanya makin sedikit sehingga harganya kian menaik. Efeknya, otomatis mendongkrak naiknya biaya transportasi dan sarana produksi pertanian seperti pupuk dan pestisida.

Mau tak mau pertumbuhan ekonomi Tiongkok dan India dengan jumlah penduduk terbesar telah meningkatkan permintaan yang dahsyat terhadap bahan pangan. Sesuai hukum besi ekonomi permintaan menaik membuat harga juga menaik.

Populasi penduduk yang bak deret ukur, sementara pangan bagai deret hitung membuat order pangan berlipat-ganda, namun terobosan teknologi pertanian belum sepenuhnya  mampu melipatgandakan produktivitas. Jurang kian menganga lebar antara permintaan dan penawaran. Defisit!

Perubahan iklim membuat musim tanam dan panen menjadi anomali. Kadang kekeringan kadang kebanjiran, dengan risiko panen gagal pula.

TUNISIA yang porak poranda, mestinya  cermin bagi Indonesia. Saling tembak antara pasukan angkatan darat dengan sejumlah pria bersenjata di

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News