In Memoriam Nien Lesmana

In Memoriam Nien Lesmana
Nien Lesmana di sampul album piringan hitam. Foto: Public Domain.

Komentar itu kelar dari seorang penyanyi yang cukup top saat itu.

"Saya tersentak. Antara malu dan terpukul. Tapi komentar pedas itu justru membuat kegigihan saya muncul. Pengulangan terakhir berlangsung prima, tanpa cacat sedikit pun. Nien puas."

Titiek Puspa pun jadi penyanyi. Ia melegenda. Senarai nostalgia Titiek Puspa dan Nien Lesmana di atas dicuplik-sarikan dari buku biografi Titiek Puspa yang dituliskan Alberthiene Endah. Judulnya A Legendary Diva.

Nien Lesmana, "si penemu" Titiek Puspa baru saja berpulang dua hari lalu, 28 Juni 2017, di Bintaro, Tangerang dalam usia 88 tahun.

Dia lahir 16 April 1929 dengan nama Nien Karsono. Menjadi Nien Lesmana setelah dinikahi Jack Lemmers, musisi yang oleh Bung Karno diganti namanya jadi Jack Lesmana.

"Biar tidak kebarat-baratan," gumam Si Bung.

Bersama kakaknya, Nien Lesmana mendirikan Irama Record, legenda industri musik Indonesia.

Di awal kiprahnya, Irama Records memproduksi album Sarinande (1956) buah karya The Progressief, band jazz yang digawangi Nick Mamahit (piano), Dick Abel (gitar), Dick van der Capellen (drum) dan Max van Dalm (bass). 

NIEN Lesmana ibunya Indra Lesmana, juga Mira Lesmana. Dialah yang pertama mengajak Titiek Puspa masuk dapur rekaman, dan kemudian menjadi penyanyi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News