Indari Mastuti, Pelopor Komunitas Ibu-Ibu Doyan Nulis dan Doyan Bisnis

Indari Mastuti, Pelopor Komunitas Ibu-Ibu Doyan Nulis dan Doyan Bisnis
Indari Mastuti memamerkan buku-buku Indiscprit di rumahnya, kawasan Mohammad Toha, Bandung, Kamis (27/12). FOTO : SEKARING RATRI A/ Jawa Pos
Tidak main-main, buku-buku hasil karya ibu-ibu IIDN ini diterbitkan oleh sejumlah penerbit ternama. Indari pun bersyukur karena beberapa penerbit bersedia mencantumkan logo IIDN di setiap buku anggota IIDN yang diterbitkan. Bahkan di antaranya berhasil menjadi best seller. Seperti buku berjudul Lucky Backpacker: Rp 3 Juta Menjelajah Lima Negara karya Astri Novia Lucky dan buku Ada Apa Dengan Otak Tengah karya Nia Haryanto.

Selain IIDN, Indari yang memang selalu penuh ide juga membentuk komunitas Ibu-Ibu Doyan Bisnis (IIDB). Secara garis besar hampir serupa dengan IIDN, Indari menggunakan FB untuk menjaring anggota. Namun belum sebesar IIDN. Saat ini, IIBD beranggotakan lebih dari 500 ibu-ibu yang doyan berbisnis. “Di sini saya juga berbagi inspirasi bisnis. Bagaimana cara membuat bisnis dari rumah,” ujarnya.

Berkat inovasi dan quantum branding yang dilakukan Indari, bisnisnya berhasil diselamatnya. Kini, bisa dibilang Indari sudah berhasil melalui masa sulit. Bisnisnya Indscript masih sanggup berdiri tegak. Bahkan, para penerbit yang dulunya meninggalkan Indscript mulai kembali lagi. Saat ini, sudah ada 30 penerbit yang menjadi klien Indscript dengan ribuan judul buku yang telah diterbitkan. “Saat ini Indscript sudah baik, tapi belum sehat. Jadi saya masih harus terus menelurkan inovasi-inovasi baru,” jelasnya.

Di samping itu, Indari juga memiliki harapan jika suatu saat nanti IIDN bisa memiliki base camp sendiri. Bukan hanya itu. Dia juga bermimpi bisa memiliki sekolah khusus perempuan yang gemar menulis.

BISNIS agensi naskah adalah bisnis yang jarang di Indonesia. Namun, Indari berhasil mempopuerkan bisnis yang terbilang baru tersebut. Meski penuh

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News