Indonesia Masih Butuh 8,5 Juta Rumah

Indonesia Masih Butuh 8,5 Juta Rumah
Indonesia Masih Butuh 8,5 Juta Rumah
Hingga semester III tahun ini, BTN mencetak laba bersih tumbuh sebesar 84,26 dibanding periode yang sama tahun lalu (year on year), yaitu dari Rp.324 miliar (QIII 2009), menjadi Rp 597 miliar (QIII 2010). Sementara dari sisi kredit, BTN juga mencatat pertumbuhan mencapai yang sangat tinggi mencapai 29 persen, yakni dari Rp 38,123 triliun (per 30 September 2009) menjadi Rp.49,179 triliun (per 30 September 2010).

Mengenai hal itu, Iqbal mengatakan, meskipun ekspansi kredit perseroaan cukup tinggi, tetapi perseroan tetap menjaga NPL (non performing loans) kreditnya agar tetap sehat. NPL (Net) Bank BTN per 30 September 2010 lalu tercatat 3,48 persen. "Kami optimis dapat merealisasikan target-target yang telah dituangkan dalam RKAP tahun ini," tukasnya.

Dia mengungkapkan, Dana Pihak Ketiga (DPK) BTN hingga triwulan III tahun ini tumbuh sebesar 27,62 persen menjadi Rp.43,029 triliun dari sebelumnya Rp.33,717 triliun (QIII 2009). Dengan demikian menopang pertumbuhan aset perseroan sebear 23,31 persen hingga triwulan III tahun ini, yakni dari Rp.51,495 triliun (QIII 2009) menjadi sebesar Rp.63,498 triliun (QIII 2010). "Kita perkirakan pasar perumahan akan tetap tinggi tahun depan," jelasnya.

Sayangnya, survei residensial Bank Indonesia kuartal III 2010, penjualan properti di 14 kota utama menunjukkan penurunan yang cukup besar, mencapai 12,58 persen dibanding kuartal sebelumnya. BI menyimpulkan, kenaikan harga bahan bangunan dan tingginya upah pekerja menjadi faktor penyebab kenaikan harga perumahan tersebut sehingga mempengaruhi penjualan. (wir)

BANDUNG - Meski harga rumah terus naik dan lahan semakin sempit namun diperkirakan pasar perumahan di Indonesia masih akan mengalami peningkatan.


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News