Indonesia sebagai Benteng Terakhir Palestina

Oleh Dhimam Abror Djuraid

Indonesia sebagai Benteng Terakhir Palestina
Dome of the Rock (Mesjid Kubah Batu) yang terletak di komplek Masjid Al Aqsa, Yerusalam, Palestina. Foto: Reuters/Antara/Ammar Awad/aww/cfo)

Hubungan baik Indonesia dengan Israel, kalau toh ada, tidak serta-merta bisa menghapuskan kejahatan kemanusiaan yang dilakukan terhadap Palestina selama 75 tahun terakhir.

Piala Dunia memang event yang sangat penting bagi penggemar sepak bola. Akan tetapi, event itu tidak bisa dijadikan alasan untuk menjustifikasi kejahatan Israel terhadap Palestina.

Bangsa Israel mendapatkan perlakuan istimewa dari Amerika dan Eropa yang merasa berdosa atas masa lalu tentang kekejaman Nazi Jerman terhadap Yahudi.

Namun, di sisi lain Amerika dan Eropa justru berdiam diri terhada kejahatan yang dilakukan oleh bangsa Yahudi terhadap  Palestina.

Selama ini bangsa Yahudi mencitrakan diri sebagai bangsa yang terzalimi oleh rezim Nazi Hitler pada masa Perang Dunia Kedua. Operasi Holocaust berupa pogrom atau pembunuhan massal terhadap warga Yahudi disebut-sebut menyebabkan kematian jutaan jiwa Yahudi di Eropa.

Holocaust pun disebut sebagai genosida, pembununuhan terencana terhadap bangsa Yahudi di semua wilayah Eropa yang dikuasai oleh rezim Nazi Jerman.

Adolf Hitler sebagai penguasa tertinggi memimpin langsung pembunuhan massal itu. Dari sembilan juta Yahudi yang tinggal di Eropa sebelum Holocaust, sekitar dua pertiganya tewas.

Secara khusus, lebih dari satu juta anak Yahudi tewas dalam Holocaust, seerta kira-kira dua juta wanita Yahudi dan tiga juta pria Yahudi menjadi korban.

Hubungan baik Indonesia dengan Israel, kalau toh ada, tidak serta-merta menghapusk kejahatan kemanusiaan yang dilakukan terhadap Palestina selama 75 tahun.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News