Industri Alas Kaki Kurangi Produksi Hingga 50 Persen

Perusahaan yang berhak menerima penurunan itu harus memiliki minimal dua ribu karyawan dan 50 persen penjualannya berorientasi ekspor.
Menurut Winyoto, hal tersebut berdampak kecil bagi industri alas kaki di daerah seperti Jawa Timur.
Dari sekitar seratus ribu perusahaan alas kaki di Jatim, hanya 20 persen yang memiliki karyawan lebih dari dua ribu orang.
Sebesar 40 persen produsen alas kaki di Jatim memiliki karyawan minimal 500–2 ribu pekerja.
Perusahaan alas kaki yang memiliki karyawan di bawah 500 pun mencapai 40 persen.
’’Jika diberi insentif, persaingan antara industri besar dan industri kecil di pasar bisa tidak sehat. Bisa membuat industri kecil terjepit,’’ ujarnya.
Selain itu, pihaknya meminta pemerintah segera menggencarkan kerja sama government to government (G to G) ke beberapa negara untuk memperluas pasar ekspor, termasuk ke AS.
’’Untuk ekspor, mayoritas terkendala G-to-G sehingga di beberapa negara kita masih terkena bea masuk,’’ jelasnya.
Industri alas kaki di Jawa Timur menilai, pemangkasan pajak penghasilan (PPh) pasal 21 dan penurunan tarif listrik untuk industri padat karya belum
- Jadi Pelopor AI, BINUS University Dorong Ekosistem Kerja Kreatif Berbasis Teknologi
- Epson Mobile Projector Cart Raih Penghargaan Best of the Best di Red Dot Design Awards 2025
- PGE Raih Pendapatan USD 101,51 Juta di Kuartal I 2025, Dorong Ekosistem Energi Berkelanjutan
- Smelter Merah Putih PT Ceria Mulai Produksi Ferronickel
- ABM Investama Tunjukkan Resiliensi-Komitmen ESG di Tengah Tantangan Industri 2024
- Peringatan Hari Bumi 2025, PalmCo Atur Strategi untuk Percepat Net Zero Emisi