Industri Granit Tertekan Impor

Industri Granit Tertekan Impor
Ilustrasi. Foto: Radar Madura/JPNN

’’Akibat gempuran impor, produksi kami turun 50 persen. Multiplier effect-nya besar. Kalau produksi kami turun, industri bahan baku maupun pendukung juga ikut menurun,’’ katanya.

Salah satu penyebab merajalelanya granit impor adalah harga granit asal Tiongkok 30–40 persen lebih murah jika dibandingkan dengan granit lokal.

Harga granit impor bisa murah karena insentif ekspor dari Pemerintah Tiongkok mencapai 17 persen.

Karena itu, asosiasi meminta Kementerian Perindustrian, Kementerian Keuangan, dan Kementerian Perdagangan bekerja sama membendung gencarnya produk impor yang masuk ke Indonesia.

’’Padahal, permintaan granit setelah Lebaran naik 15–20 persen karena proyek-proyek mulai berjalan. Namun, kenaikan permintaan tersebut dinikmati produk impor. Jika hal tersebut berlanjut, dikhawatirkan produsen lebih memilih menjadi importir,’’ terang Hendrata.

Selama ini pihaknya meminta jumlah pelabuhan untuk impor barang di Indonesia dikurangi. Selain itu, impor harus diperketat hanya untuk produk yang selama ini tidak ada di Indonesia.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, terjadi lonjakan impor barang konsumsi 13,75 persen pada periode Januari–Oktober 2016 jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.

Nilai impor barang konsumsi di Indonesia mencapai USD 10,016 miliar. Pada Januari–Oktober tahun lalu, nilai impor barang konsumsi mencapai USD 8,805 miliar. (vir/c22/noe/frijpnn)

SURABAYA – Produsen granit di dalam negeri kini tertekan granit impor. Penurunan harga gas industri ke USD 6 per mmbtu diyakini mampu menekan


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News