Industri Sawit Masih Punya Potensi Besar sebagai Penyedia Lapangan Kerja

Industri Sawit Masih Punya Potensi Besar sebagai Penyedia Lapangan Kerja
Harga pembelian tandan buah segar (TBS) kelapa sawit oleh pabrik minyak kelapa sawit di Kabupaten Mukomuko, Provinsi Bengkulu, naik lagi. Ilustrasi: Ricardo/JPNN.com

Terlepas dari sektor hulu dan hilir, tenaga kerja di industri kelapa sawit pun terbagi atas tenaga kerja langsung, yakni pekerja di pabrik kelapa sawit, serta tenaga kerja pendukung, mulai dari angkutan baik darat ataupun laut.

"Untuk ke depan, tenaga kerja yang meningkat hanya di sektor hilir sebab di hulu ada moratorium praktis tidak ada perluasan kebun," tandas Eddy.

Sebelumnya, Bappenas pada 2018 pernah menyebutkan, industri kelapa sawit ini mampu menyerap 16,2 juta orang tenaga kerja dengan rincian 4,2 juta tenaga kerja langsung dan 12 juta tenaga kerja tidak langsung.

Pengamat Ketenagakerjaan dari Universitas Gadjah Mada (UGM), Tadjudin Nur Effendi menilai penyerapan tenaga kerja sawit Indonesia masih memiliki potensi untuk meningkat.

"Angkanya besar karena mayoritas di Sumatera Utara, Riau, kemudian di beberapa tempat di Kalimantan itu kan kebun kelapa sawit cukup besar," ujar Tadjudin melalui sambungan telepon, di kesempatan berbeda.

Bahkan, menurut Tadjudin, jumlah 16 juta masih dirasa belum maksimal. Ia menaksir penyerapan tenaga kerja sawit Indonesia bisa mencapai 20 hingga 25 juta tenaga kerja.

"Di beberapa daerah, masih banyak yang sulit mencari tenaga kerja sawit," imbuhnya.

Senada dengan Tadjudin, Peneliti Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Nailul Huda memproyeksikan ke depan permintaan tenaga kerja sawit masih bisa meningkat pesat.

Sawit telah menyerap tenaga kerja lebih besar dibandingkan komoditas lain, meski potensi industri tersebut belum tergali maksimal

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News