Inflasi Makin Melandai
Selasa, 02 Agustus 2011 – 03:30 WIB

Inflasi Makin Melandai
JAKARTA - Target inflasi maksimal 5,65 persen tahun ini diperkirakan bakal tercapai. Hingga Juli, inflasi masih terkendali dan masih jauh dari ambang batas maksimal yang diproyeksikan pemerintah dalam APBN Perubahan 2011. Rusman mengatakan, jika tahun ini benar-benar tidak ada kenaikan harga BBM bersubsidi, target 5,65 persen pasti bakal tercapai. Target yang cukup moderat itu ditetapkan untuk memberikan ruang jika pembatasan BBM bersubsidi berlaku efektif. Menurut Rusman, jika konsumsi dari premium beralih ke pertamax, bobot ke inflasi memang bakal bertambah. "Jadi target itu asumsinya kalau pembatasan BBM berjalan efektif," katanya.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi Juli sebesar 0,67 persen. Meskipun lebih tinggi dibanding Juni sebesar 0,55 persen, namun jauh lebih rendah dibandingkan Juli tahun lalu sebesar 1,57 persen. Sehingga, inflasi year on year berada di bawah 5 persen, atau tepatnya 4,61 persen. Sedangkan inflasi tahun kalender, baru mencapai 1,74 persen. "Kecuali dibanding Juli 2009, inflasi ini merupakan yang terendah," kata Kepala BPS Rusman Heriawan di kantornya, senin (1/8).
Pada Juli 2009, inflasi cukup rendah karena Indonesia masih diterpa imbas krisis keuangan dunia, sehingga menggerus daya beli. Kala itu, inflasi tertekan hingga 2,78 persen. "Tapi selain itu tak pernah ada yang di bawah lima persen," katanya.
Baca Juga:
JAKARTA - Target inflasi maksimal 5,65 persen tahun ini diperkirakan bakal tercapai. Hingga Juli, inflasi masih terkendali dan masih jauh dari ambang
BERITA TERKAIT
- SLIK OJK Alat Bantu Bagi Bank, Bukan Penghambat Penyaluran Kredit
- PNM Mekaar Buka Peluang Akses Pembiayaan Bagi Banyak Keluarga di Berbagai Daerah
- Property Expo 2025 Resmi Digelar, Hadirkan Hunian Sesuai Kebutuhan Masyarakat
- Perkenalkan IT Leaders Indonesia ke Tingkat Dunia, GCF Gelar CIO 200 Summit 2025
- Stok Bulog Selama 4 Bulan Capai 3,5 Juta Ton, Terbesar Sejak Indonesia Merdeka
- Ribuan Peserta CFD Meriahkan Acara Rejeki wondr BNI