Info Terkini dari DLH Soal Ribuan Ekor Ikan Nila yang Mati Mendadak

Info Terkini dari DLH Soal Ribuan Ekor Ikan Nila yang Mati Mendadak
Ribuan ekor ikan mengapung di keramba jaring apung di Danau Manunjau, Kecamatan Tanjungraya, Kabupaten Agam, Kamis (30/1). Foto: Antara/Yusrizal

jpnn.com, LUBUKBASUNG - Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Agam, Sumatera Barat, mengungkap bahwa penyebab kematian ribuan ikan di perairan Danau Maninjau akibat kekurangan oksigen.

Kemudian, derajat keasaman atau PH air danau berkurang dari tujuh, sehingga warna air berubah hitam.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup Agam, Jetson pun mengimbau petani untuk tidak membuang bangkai ikan mati ke Danau Maninjau karena dapat menambah pencemaran air danau pasca-kematian massal ikan nila tersebut.

"Kami melihat masih ada petani yang membuang bangkai ikan ke dalam danau. Ini menandakan tidak pedulinya mereka terhadap lingkungan," kata Kepala Dinas Lingkungan Hidup Agam, Jetson di Lubukbasung, Jumat.

Ia mengatakan, sebagian bangkai ikan itu dikasihkan ke ikan patin yang ada di keramba jaring apung di Galapuang, Nagari Tanjung Sani, Kecamatan Tanjungraya.

Namun pihaknya tetap mengimbau petani agar tidak membuang bangkai ikan ke dalam danau.

"Kami akan terus mengimbau kalau ada kematian ikan jangan dibuang ke dalam danau, karena dapat menambah pencemaran air danau," katanya.

Ia menambahkan, saat ini udara di sekitar lokasi masih normal dan tidak mengeluarkan bau tidak sedap setelah adanya kematian massal ikan di Galapuang.

Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Agam, Sumatera Barat, mengungkap bahwa penyebab kematian ribuan ikan di perairan Danau Maninjau akibat kekurangan oksigen.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News