Ingat Kejadian, Ema Tak Berani Nonton Dokumenter
Kamis, 24 Desember 2009 – 05:28 WIB
Misalnya ketika berada di lantai 1. Di sana pengunjung diajak memasuki ruangan seperti lorong, gelap, dengan lebar sekitar 2,5 meter. Di kanan kiri lorong terdapat tembok setinggi 30 meter. Tembok yang permukaannya bergelombang itu dialiri air cukup deras sehingga percikannya bisa membasahi pengunjung.
Berada di lorong itu, maksud dari si perancang museum adalah pengunjung diajak membayangkan berada di tengah-tengah hempasan tsunami yang tingginya 30 meter. Ketika Jawa Pos berada di lorong tersebut, suasana sunyi. Padahal, saat itu terdapat sejumlah pengunjung yang berdesak-desakan antri berjalan. Mereka nyaris tak bersuara, seakan terbawa ke dalam suasana berada di tengah hempasan tsunami.
"Ini mengingatkan kami (pada) kejadian masa itu. Tapi, bencana membuat kami tabah," ungkap salah seorang pengunjung. Dia mengaku salah seorang di antara korban tsunami.
Keluar dari lorong, pengunjung naik ke lantai 2 dan masuk ke sebuah ruangan seluas rumah tipe 45. Lantai di ruangan itu dilengkapi efek pencahayaan, sehingga terasa seperti ada cahaya yang menyorot dari bawah.
Jika ingin merasakan bagaimana suasananya ketika tsunami menghempas Aceh, datanglah ke Museum Tsunami Aceh. Sejak dua hari lalu, semua bagian di
BERITA TERKAIT
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408