Ingat Kejadian, Ema Tak Berani Nonton Dokumenter

Ingat Kejadian, Ema Tak Berani Nonton Dokumenter
KENANGAN - Museum Tsunami Nanggroe Aceh Darusalam, yang belakangan ramai dikunjungi warga Aceh. Foto: Agus Wahyudi/Jawa Pos.
Misalnya ketika berada di lantai 1. Di sana pengunjung diajak memasuki ruangan seperti lorong, gelap, dengan lebar sekitar 2,5 meter. Di kanan kiri lorong terdapat tembok setinggi 30 meter. Tembok yang permukaannya bergelombang itu dialiri air cukup deras sehingga percikannya bisa membasahi pengunjung.

Berada di lorong itu, maksud dari si perancang museum adalah pengunjung diajak membayangkan berada di tengah-tengah hempasan tsunami yang tingginya 30 meter. Ketika Jawa Pos berada di lorong tersebut, suasana sunyi. Padahal, saat itu terdapat sejumlah pengunjung yang berdesak-desakan antri berjalan. Mereka nyaris tak bersuara, seakan terbawa ke dalam suasana berada di tengah hempasan tsunami.

"Ini mengingatkan kami (pada) kejadian masa itu. Tapi, bencana membuat kami tabah," ungkap salah seorang pengunjung. Dia mengaku salah seorang di antara korban tsunami.

Keluar dari lorong, pengunjung naik ke lantai 2 dan masuk ke sebuah ruangan seluas rumah tipe 45. Lantai di ruangan itu dilengkapi efek pencahayaan, sehingga terasa seperti ada cahaya yang menyorot dari bawah.

Jika ingin merasakan bagaimana suasananya ketika tsunami menghempas Aceh, datanglah ke Museum Tsunami Aceh. Sejak dua hari lalu, semua bagian di

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News