Ingat, Tak Selamanya Impor Berkonotasi Jelek

Ingat, Tak Selamanya Impor Berkonotasi Jelek
Pelabuhan Tanjung Priok di Jakarta Utara yang menjadi salah satu gerbang ekspor dan impor. Foto: dokumen JPNN.Com

jpnn.com, JAKARTA - Ketua Asosiasi Gula Rafinasi Benny Wahyudi menyoroti kebijakan pemerintah tentang larangan dan pembatasan (lartas) impor bahan baku industri seperti garam, jagung, tembakau dan beberapa bahan baku lainnya. Sebab, kebijakan lartas bisa menganggu industri.

“Ini membuat khawatir para pelaku industri, mengingat komoditas-komoditas tersebut merupakan bahan baku utama bagi industri,” ujarnya dalam diskusi bertema Kebijakan Impor Bahan Baku Industri yang digelar Forum Diskusi Ekonomi Politik (FDEP) di Jakarta, Kamis (24/08).

Sedangkan Sekretaris Jenderal Gabungan Perserikatan Pabrik Rokok Indonesia (GAPRI) Hasan Aoni Aziz mengatakan, pemerintah mesti perhatikan regulasi soal impor. Menurutnya, regulasi mestinya justru mendorong tumbuhnya iklim bisnis.

"Seluruh regulasi yang mengatur soal industri harus mengedepankan soal reward (penghargaan, red) bukan punish (hukuman, red). Regulasi harus menyesuaikan tingkah laku konsumen,” tuturnya.

Adapun pengamat ekonomi dari Center for Strategic & International Studies (CSIS) Yose Rizal Damuri mengatakan, ada kesalahan paradigma yang cukup luas di Indonesia. Yakni anggapan bahwa impor sebagai hal negatif. "Ini perlu ada perubahan paradigma,” cetusnya.

Dia menegaskan, impor merupakan bagian dari proses produksi. ”Saat ini kita tidak bisa menempatkan impor itu jelek,” tegasnya.

Lebih lanjut Rizal mengatakan, makin tinggi konten impor maka tambah tinggi pula ekspornya. Hal itu juga berlaku sebaliknya.

Sementara Dirjen Perkebunan Kementerian Pertanian Bambang menyatakan, petani dan industri harus bersinergi. Menurutnya, kebijakan importasi bertujuan untuk melindungi Indonesia sebagai negara agraris.

Ketua Asosiasi Gula Rafinasi Benny Wahyudi menyoroti kebijakan pemerintah tentang larangan dan pembatasan (lartas) impor bahan baku industri seperti

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News