Inggris Bakal Terapkan Tarif Impor Nol Persen

Inggris Bakal Terapkan Tarif Impor Nol Persen
Warga pro-Uni Eropa saat aksi demonstrasi menuntut referendum ulang Brexit di London, Foto: Reuters

jpnn.com, LONDON - Pemerintah Inggris sedang bersiap menghadapi skenario terburuk. Salah satu langkah yang diambil adalah merombak skema tarif impor. Jika negeri kerajaan Britania itu harus keluar dari Uni Eropa tanpa kesepakatan, sebagian besar tarif impor bakal ditetapkan nol persen.

Pengumuman dari Kementerian Perdagangan Inggris itu dilakukan sebelum parlemen mengadakan voting terkait penolakan no-deal Brexit (tanpa kesepakatan) pukul 19.00 kemarin, Rabu (13/3).

George Hollingbery, kepala bidang kebijakan di Kementerian Perdagangan, menegaskan bahwa tindakan harus segera diambil untuk mengantisipasi semua kemungkinan. "Jika memang pergi tanpa perjanjian, kami harus memastikan keluarga tak mampu terlindungi," ujar dia menurut The Guardian.

BACA JUGA: Brexit Kacau, Inggris di Ambang Malapetaka

Kekhawatiran Hollingbery cukup beralasan. Meski banyak yang menolak skema Brexit keras (keluar dari Uni Eropa tanpa kesepakatan), batas waktu pemberlakuan Brexit tinggal 15 hari. Jika perdebatan elite politik Inggris molor sehingga melewati tenggat, otomatis Brexit berlaku tanpa perjanjian apa pun.

Karena itu, pemerintah memberlakukan bebas tarif impor untuk 87 persen komoditas yang masuk. Bea impor hanya akan dikenakan untuk produk yang sudah disediakan produsen lokal. Di antaranya, produk peternakan, otomotif, dan pakaian.

"Ini hanya kebijakan sementara. Setelah itu, kami akan mulai membuat formula yang paling ideal," ujar Menteri Brexit Inggris Stephen Barclay.

Selain itu, pemerintah menegaskan bahwa arus barang di perbatasan Republik Irlandia dan negara bagian Irlandia Utara bebas dari pengawasan. Hal itu diputuskan untuk memastikan bahwa tidak ada perbatasan fisik di antara dua wilayah. Mereka tak ingin konflik yang disebabkan perbatasan fisik pada 1990-an kembali terulang.

Pemerintah Inggris sedang bersiap menghadapi skenario terburuk. Salah satu langkah yang diambil adalah merombak skema tarif impor.

Sumber Jawa Pos

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News