Ini 3 Tantangan Nadiem Makarim sebagai Mendikbud

Ini 3 Tantangan Nadiem Makarim sebagai Mendikbud
Mendikbud Nadiem Makarim saat dilantik di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (/23/10). Foto : Ricardo

jpnn.com, JAKARTA - Ketua Umum Pengurus Besar Persatuan Guru Republik Indonesia (PB PGRI) Prof Dr Unifah Rosyidi mengungkapkan, ada beberapa tantangan yang harus segera dipahami dan disikapi Mendikbud Nadiem Makarim dalam melakukan program-program lompatan serta terobosan untuk mewujudkan SDM Unggul Indonesia maju.

Tantangan itu pertama, persoalan guru yang belum terstandar. Sebab, hingga saat ini masih banyak guru honorer yang membantu jalannya proses pendidikan di sekolah.

"Masalah ini sudah berlarut-larut belum terselesaikan tuntas. PGRI mendorong agar para guru honorer ini memiliki kesejahteraan dan kompetensi yang lebih dari cukup," kata Unifah dalam pernyataan resminya, Jumat (25/10).

Kedua, mengubah kebiasaan, paradigma, dan pola lama birokrasi yang ada, supaya bisa seiring dan seirama dengan menteri. Ketiga, hambatan regulasi, terutama terkait dengan pembagian kewenangan pengelolaan pendidikan antara pemerintah pusat dan daerah, pengelolaan pendidikan yang tidak tunggal di bawah satu kementerian, dan lain sebagainya.

Terkait dengan antisipasi pola pembelajaran abad 21 yang berbasis digital, PGRI sudah membentuk PSLCC (PGRI Smart Learning Centre and Character) yang diharapkan bisa seiring dan mendukung program-program yang akan dikembangkan oleh mendikbud baru.

Sementara Ketua PB PGRI Prof Supardi mengatakan, pola pendidikan di abad ke-21 ditekankan pada kompetensi dan karakter yaitu 5C++. Kompetensi 5C meliputi: Critical Thinking, Creative and inovatif thinking, Colaborative and Cooperatif, Communication, dan Confident. ++ nya, yaitu penguatan karakter minimal meliputi karakter kesadaran sebagai warga negara global dan kesadaran sebagai warga negara lokal.

Menurut Supardi, kesadaran sebagai warga negara global dimaksudkan bahwa peserta didik harus dibekali literasi ICT dan menjadi pembelajar sepanjang hayat. Sedangkan kesadaran sebagai warga negara lokal dimaksudkan bahwa peserta didik harus mampu dan mau melestarikan budaya bangsa yang berlandaskan Pancasila sebagai ciri dan identitas bangsa. Anak bangsa tidak boleh hanyut tergerus oleh budaya asing yang tidak sejalan dengan nilai-nilai budaya bangsa.

"Think and Act Globally also Locally, karena tanpa adanya identitas diri bangsa, maka akan hilanglah kita sebagai suatu bangsa," ujar Supardi.

Ketum PB PGRI Prof Dr Unifah Rosyidi mengatakan, ada tiga tantangan Nadiem Makarim sebagai Mendikbud baru.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News