Ini Bukti Produksi Pangan Meningkat

Terkait data di atas, Gandhi menilai data memang penting dalam membuat suatu kebijakan skala makro dan mikro. Akan tetapi jangan data dijadikan kambing-hitam.
“Data resmi yang dimiliki pemerintah saat ini adalah acuan yang harus dimaksimalkan dalam membuat kebijakan,” terangnya.
Karena itu, Gandhi menegaskan untuk mengambil kebijakan pangan, pemerintah harus jeli dan cermat dalam menggunkan data yang ada, karena ketersediaan pangan harus diputuskan cepat (saat ini)/ jangka pendek. Sementara data solusi masalah penga sifatnya jangka menengah.
“Untuk itu kita beri kesempatan dan waktu bagi BPS untuk meningkatkan kualitas data pangan ke depan,” tegasnya.
"Dari pada mengkambinghitamkan data pangan lebih baik kita melihat sejauh mana peningkatan produksi dan diversifikasi pangan ini membuat kesejahteraan petani meningkat. Buktinya dari data BPS, jumlah penduduk miskin 3 tahun terakhir menurun. Tahun 2015 sebanyak 1.78 juta jiwa, 2016 turun 1.72 juta jiwa dan 2017 turun lagi sebanyak 16,31 juta jiwa,” tutup Gandhi. (adv/jpnn)
Jika tidak ada diversifikasi pangan pokok non beras, dalam kurun 2014-2018 setidaknya dibutuhkan pasokan beras konsumsi dan lainnya sekitar 1,77 juta ton beras.
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Stok Bulog Selama 4 Bulan Capai 3,5 Juta Ton, Terbesar Sejak Indonesia Merdeka
- Gegara Rekor Inflasi Rendah, Pemerintah Klaim Swasembasa Pangan Bakal Sukses
- Wamentan Sudaryono Optimistis Indonesia Jadi Lumbung Pangan Dunia
- Resah Lihat Kondisi Ekonomi, Mahasiswa UKI Bagikan Beras untuk Membantu Warga
- Serapan BULOG Jatim Tembus 300 Ribu Ton Setara Beras, Tertinggi dalam 10 Tahun Terakhir
- Harga Pangan Hari Ini, Ada Apa dengan Cabai Rawit Merah