Ini Data Kekurangan Penerimaan Pajak Versi BPK

jpnn.com - JAKARTA - Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia (BPK RI) menemukan banyak kekurangan penerimaan negara dari sektor perpajakan.
Hal ini diungkapkan Ketua BPK Harry Azhar Aziz saat menyampaikan laporan ikhtisar hasil pemeriksaan semester (IHPS) beserta laporan hasil pemeriksaan (LHP) dalam sidang paripurna DPR, Selasa (12/4).
"BPK menemukan masalah kekurangan penerimaan negara yang terdiri atas pajak pertambahan nilai (PPN), cukai, pajak rokok dan denda administrasi senilai Rp 843,80 miliar," kata Harry saat menyampaikan laporannya.
Kemudian, kekurangan penerimaan negara dari pajak bumi dan bangunan (PBB) pertambangan sektor minerba dan PBB tubuh bumi sebesar Rp 308,42 miliar.
Selain itu, pemeriksaan atas perhitungan bagi hasil minyak dan gas pada SKK Migas menunjukkan antara lain terdapat biaya-biaya yang tidak semestinya dibebankan dalam cost recovery kontraktor kontrak kerja sama (KKKs) senilai Rp 4 triliun.
Mantan politikus Golkar itu menyebutkan, pada periode 2010-2014, BPK telah menyampaikan 221.207 rekomendasi senilai Rp 100,56 triliun kepada entitas yang diperiksa yang baru diindaklanjuti 64%.
"BPK juga telah menyampaikan temuan pemeriksaan yang mengandung unsur pidana kepada instansi yang berwenang atau penegak hukum sebanyak 230 surat yang memuat 445 temuan senilai Rp 33,48 triliun," tambahnya.(fat/jpnn)
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Srikandi PLN Indonesia Power Raih Anugerah Women’s Inspiration Awards 2025
- BRI Insurance Catat Laba Rp 702 Miliar di 2024, Tumbuh 45 Persen
- SLB OneSubsea Buka Fasilitas Pengembangan Bawah Laut Baru di Balikpapan
- Telkom Siap Gelar Digiland 2025 Seusai dapat Dukungan dari Gubernur DKI Jakarta
- Musnahkan Barang Hasil Penindakan Periode 2024-2025, Bea Cukai Juanda Tegaskan Ini
- FIF Cetak Laba Bersih Rp 1,13 Triliun di Kurtal I 2025, Naik 2,92 % Secara Tahunan