Ini Freeport, Bung...

Ini Freeport, Bung...
Penandatanganan kontrak Freeport di Departemen Pertambangan, Jakarta, April 1967. Pihak pemerintah Indonesia diwakili Menteri Pertambangan Ir. Slamet Bratanata. Freeport diwakili Presiden Freeport Shulpur, Robert C. Hills dan Presiden Freeport Indonesia, Forbes K. Wilson. Peristiwa bersejarah ini disaksikan Duta Besar Amerika Serikat untuk Indonesia, Marshall Green. Foto: The Netherlands National News Agency (ANP).

Tahija di Amerika ketika hura-hara Gerakan 30 September 1965 meletus di Indonesia. 

Sejak awal September 1965, sebagaimana diceritakannya, dia ke San Fransisco menghadiri Konferensi Industri Internasional. Keluarganya diboyong serta.

"Saya mengikuti perkembangan dalam negeri dari surat kabar dan telepon ke Indonesia," tuturya. 

Suatu hari, "televisi Indonesia menyiarkan tempat persembunyiannya (Aidit--red) dan menyorot jenazahnya dengan jelas."

Tahija kembali ke Jakarta setelah memastikan keadaan sudah aman. 

Tahija menceritakan…setelah lebih dari satu tahun melakukan manuver politik, akhirnya Soeharto menggantikan Soekarno sebagai presiden

Dalam tempo waktu itu pulalah, Freeport bermanuver memuluskan jalannya menambang "harta karun" tanah Papua.

Modal Asing

FREEPORT perusahaan pertama yang masuk Indonesia seiring terbitnya Undang-Undang Penanaman Modal Asing No 1/1967. Bung Karno meneken undang-undang

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News