Ini Hutang Budi Bung Karno pada Pelacur

Ini Hutang Budi Bung Karno pada Pelacur
Cuplikan buku "Bung Karno--Penyambung Lidah Rakyat Indonesia", cetakan 2, 1982. Foto: Wenri Wanhar/JPNN

Bagaimana pelacur sebanyak itu, 670 orang bisa jadi kader PNI?

Kerja-kerja pengorganisiran. Bung Karno saat itu masih muda. Mahasiswa THS (kini Institut Teknologi Bandung) itu, mendirikan Partai Nasional Indonesia saat berusia 26 tahun.

Di Bandung, ada lokalisasi legendaris; Saritem. Di zaman kolonial, kabarnya, tiap rumah di lokalisasi yang sudah buka praktek sejak 1838 itu, dipajang perempuan berkebaya.

Meski Bung Karno tidak mengulas detail arena pengorganisirannya, boleh ditebak itu kemungkinan Saritem.

Pun demikian Bung Karno mengisahkan, sebelum menjadi kader PNI, enam bulan lamanya mereka dijajaki. Setelah "clear", barulah menjadi anggota. Ideologis.

Dengan keberhasilannya di Bandung, Si Bung berkata, "kalau menghendaki mata-mata yang hebat, berilah aku seorang pelacur yang baik. Mereka sangat baik dalam tugasnya."

Itu tadi di zaman Belanda. Bagaimana di zaman Jepang?

Ada cerita. Termuat juga dalam bung otobiografi Soekarno yang dituliskan Cindy Adams.

BUNG Karno berutang budi pada pelacur. Ketika fotonya dipajang di seluruh bilik kamar pelacuran, dia senang-senang saja. Baginya, pelacur adalah

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News