Ini Penyebab Bocah 8 Tahun di Dolly Kecanduan Ngeseks

Ini Penyebab Bocah 8 Tahun di Dolly Kecanduan Ngeseks
Ini Penyebab Bocah 8 Tahun di Dolly Kecanduan Ngeseks

jpnn.com - SELAIN terus berupaya mensterilkan kawasan Dolly dari dunia prostitusi, Pemkot Surabaya kini juga tengah berjuang "menyembuhkan" beberapa bocah yang hidup di sana dari dampak buruk dunia esek-esek. Yang terbaru, Pemkot Surabaya menemukan dua bocah yang terkena dampak buruk. Seorang bocah –sebut saja Ayu yang masih berusia delapan tahun– punya ketergantungan hebat pada seks. Seorang bocah lagi –sebut saja Jelita yang berusia 13 tahun– dipekerjakan di sebuah tempat karaoke.

Kemarin (4/8) dua bocah itu diundang Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini ke ruang kerjanya. Mereka diminta untuk bercerita tentang derita dan nasib malang yang selama ini dialami.    

Ayu yang tak bisa lepas dari perilaku ngeseks ternyata didapatkan dari ibunya yang menjadi pekerja seks komersial (PSK) di berbagai lokalisasi di Surabaya. Mulai Dolly, Jarak, hingga Moroseneng. Saat kecil, Ayu tinggal bersama ibunya. Dia juga melihat langsung saat ibunya melayani laki-laki hidung belang.

Pada saat wawancara kemarin, Ayu membeberkan bahwa dirinya terakhir punya lima pacar. Semua sudah dewasa. Mulai tukang becak hingga pekerja biasa. Dia juga kerap diajak menenggak minuman keras. Mulai cukrik hingga bir hitam. ”Rasanya ya sakit di perut dan leher seperti disilet-silet,” kata Ayu seperti ditirukan Kepala Bapemas KB Surabaya Nanis Chairani..

Nanis menyebutkan, Ayu sudah ditangani selama tiga bulan terakhir. Dia ditempatkan di selter khusus untuk mendapatkan terapi tiap hari oleh psikiater. ’’Kami juga memakai hipnoterapi untuk menangani traumanya,” jelasnya.

Sementara itu, Jelita yang juga masih cukup belia telah bekerja sebagai pemandu karaoke di Moroseneng. Semua itu dilakukan karena dia membutuhkan uang tambahan untuk biaya sekolah. Orang tuanya telah bercerai dan dia tinggal bersama ibunya.

Jelita juga terjerat kasus narkoba dan kini menjalani proses hukum di pengadilan. Karena masih bersekolah, dia pun tidak ditahan, tetapi diawasi ketat petugas bapemas KB. ’’Saya kapok tidak mau lagi bekerja di tempat karaoke,” ujarnya.

Dia menuturkan, pemilik karaoke memaksanya untuk ikut berpesta sabu-sabu sebanyak empat kali. Dia terpaksa mengikuti karena diancam.

SELAIN terus berupaya mensterilkan kawasan Dolly dari dunia prostitusi, Pemkot Surabaya kini juga tengah berjuang "menyembuhkan" beberapa

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News