Ini Tantangan Penerapan Smart City di Indonesia
jpnn.com, JAKARTA - Kepala Korps Lalu Lintas (Kakorlatas) Polri Irjen Pol Firman Santyabudi meninjau kesiapan kota pintar (smart city) Solo.
Smart City yang terpusat di Polresta Surakarta itu akan terintegrasi dengan layanan berbasis teknologi informasi yang ada di Traffic Management Center (TMC) milik Polri.
Direktur Keamanan dan Keselamatan Korlantas Polri Brigjen Pol Chryshnanda Dwilaksana mengatakan smart city management ini memanfaatkan Artificial Intelligent (AI), Internet of Things (IoT) dan IT Network.
"Kami ingin menunjukkan bahwa IT merupakan suatu keniscayaan dan keharusan, untuk membangun dan mencapai tujuan dari road safety agar lalu lintas aman, selamat, tertib, lancar," kata Chryshnanda Dwilaksana, dalam keterangan tertulis, Sabtu (15/1).
Dia pun berharap kehadiran smart city dapat meningkatkan kualitas keselamatan dan menurunkan tingkat fatalitas korban kecelakaan, terbangun budaya tertib lalu lintas.
Menurut Brigjen Chryshnanda, smart city adalah sebuah visi pengembangan perkotaan untuk mengintegrasikan teknologi informasi dan komunikasi serta teknologi internet dengan cara yang aman untuk mengelola aset kota.
Smart city juga merupakan upaya inovatif yang dilakukan ekosistem kota dalam mengatasi berbagai persoalan dan meningkatkan kualitas hidup manusia dan komunitas setempat.
"Intinya, smart city bertujuan untuk mengintegrasikan informasi pelayanan yang efisien," tutur Chryshnanda Dwilaksana.
Brigjen Pol Chryshnanda Dwilaksana membeberkan tantangan penerapan smart city di Indonesia.
- Kemajuan Teknologi Digital RRC Berpotensi Hadirkan Ancaman
- Menteri Nadiem Sebut Kurikulum Merdeka Pulihkan Krisis Pendidikan
- XL Axiata Perkuat Jaringan di 3 Jalur Penyeberangan Laut, Internet Makin Cepat
- Strategi Pemasaran Karya di Era Digital yang Inovatif dan Kreatif
- Pendaftaran untuk Region Smart City Awards 2024 Dibuka
- JLM Gandeng Pengembang Ternama Sediakan Internet Cepat