Ini Upaya Kementan Lakukan Pendampingan Usaha ke Peternak

Ini Upaya Kementan Lakukan Pendampingan Usaha ke Peternak
Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementan I Ketut Diarmita. Foto: Humas Kementan for JPNN

“THL dokter hewan dan paramedik veteriner bertugas memberikan pelayanan optimal dalam pencegahan, pemberantasan dan penanggulangan penyakit hewan menular, serta pendampingan khusus pada program UPSUS SIWAB,” ungkapnya.

Menurutnya, Petugas ini akan melakukan pengamatan dini, mengidentifikasi faktor risiko penyakit hewan, pelayanan reproduksi, pengobatan untuk ternak sakit dan tak kalah pentingnya adalah pencegahan penyakit hewan.

Selain itu, petugas THL juga memberikan informasi dan edukasi kepada peternak tentang cara beternak yang baik, termasuk mengajarkan peternak untuk mengenali gejala berahi pada ternaknya. “Peningkatan populasi dapat dicapai bila ternak bereproduksi secara optimal, kunci utamanya ya ternak harus sehat”, ucap Fadjar.

Lebih lanjut ia sampaikan, THL merupakan garda terdepan dalam memberikan pelayanan dan melaporkan bila ada kasus yang membutuhkan tindak lanjut secara cepat. Selain itu dengan adanya petugas THL, Puskeswan di tingkat kecamatan menjadi lebih hidup, pelayanan kesehatan hewan dan reproduksi bisa diakses lebih mudah dan cepat bahkan untuk lokasi-lokasi yang cukup sulit dijangkau.

Selanjutnya Sugiono selaku Direktur Perbibitan dan produksi Ternak mengatakan, program Upsus SIWAB adalah program untuk meningkatkan populasi ternak melalui kawin suntik, sehingga hal ini semakin meningkatkan dan memberdayakan para inseminator. Tahun 2017 untuk anggaran operasional optimalisasi reproduksi sebesar 456,36 M, sedangkan tahun 2018 dianggarkan sebesar 594,18 M.

Jumlah Inseminator di Indonesia saat ini 7.558 orang, Pemeriksa Kebuntingan (PKb) 3.474 orang dan petugas ATR 1.979 orang. Semua sudah diberikan pelatihan, baik teknis reproduksi, recording maupun pelaporan melalui ISIKHNAS. Namun jika dilihat dari kebutuhan masih ada kekurangan untuk petugas Inseminator sebanyak 665 orang, PKb 380 orang dan ATR sebanyak 290 orang.

“Untuk memenuhi kekurangan petugas, kami terus berupaya untuk menambah jumlah petugas, dan tentunya menambah pengetahuan mereka melalui berbagai bimbingan teknis dan pelatihan yang rutin diadakan setiap tahunnya,” ungkap Sugiono.

Lebih lanjut Ia sampaikan, pada tahun 2018 ada beberapa pelatihan untuk memenuhi kekurangan petugas inseminasi buatan yang dialokasikan di BBIB Singosari, BIB Lembang dan BET Cipelang, BPTU-HPT Indrapuri, BPTU-HPT Padang Mangatas, BPTU-HPT Denpasar dan BPTU-HPT Sembawa, diharapkan dengan alokasi yang ada, dapat memenuhi kebutuhan petugas di lapangan.

Kementan terus berupaya mewujudkan kemandirian pangan berbasis agrobisnis rakyat melalui berbagai program unggulan subsektor peternakan.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News