Inilah 5 Pedoman dari Uskup Ruteng Memilih Pemimpin: Hindari Orde Baru dan Pelanggar HAM

Inilah 5 Pedoman dari Uskup Ruteng Memilih Pemimpin: Hindari Orde Baru dan Pelanggar HAM
Uskup Ruteng di Manggarai, Nusa Tenggara Timur, Mgr. Siprianus Hormat memberikan lima pedoman dalam memilih pemimpin menjelang Pilpres 2024. Ilustrasi Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, MANGGARAI - Uskup Ruteng di Manggarai, Nusa Tenggara Timur, Mgr. Siprianus Hormat memberikan lima pedoman dalam memilih pemimpin menjelang Pilpres 2024.

Dalam surat gembalanya, Uskup Ruteng mengajak masyarakat untuk mencari dan menentukan pemimpin bangsa yang tepat. Meski kriteria tersebut bersumber dari ajaran sosial gereja, tetapi juga dapat ditelisik melalui falsafah negara Pancasila.

"Yang mana harapannya nantinya dapat mencerahkan dan menginspirasi kita dalam menentukan pilihan politik yang benar dan bijaksana," kata Uskup Ruteng, Jumat (26/1).

Pertama, menurut dia, carilah pemimpin yang memiliki kemampuan dan integritas untuk menakhodai bangsa ini menuju kemakmuran, keadilan. dan solidaritas sosial bagi seluruh rakyat. Hal ini merupakan implementasi sila kelima Pancasila.

Kedua, lanjut dia, aaran sosial gereja menegaskan pribadi manusia adalah dasar dan tujuan dari semua kehidupan politik. Dia menerangkan seluruh dinamika kenegaraan bertujuan untuk mengembangkan dan menegakkan martabat dan harkat kemanusiaan setiap insan (sila kedua). Oleh sebab itu, carilah pemimpin yang peduli dan berbelarasa terhadap sesama anak bangsa khususnya yang lemah dan rentan.

"Dan pilihlah calon pemimpin kuat yang dapat menegakan HAM serta mewujudkan nilai-nilai kemanusiaan dalam kehidupan bernegara," kata Uskup Ruteng.

Ketiga, dia menjelaskan sejarah kelam bangsa dalam zaman Orde Baru dihantui oleh praktik penyalahgunaan kekuasaan, otoriter, rekayasa, dan kekerasan. Rakyat Indonesia seharusnya bersyukur atas fajar demokrasi yang terbit sejak era reformasi yang dimotori oleh para mahasiswa.

"Oleh sebab itu, marilah kita memilih pemimpin yang sungguh lahir dari proses demokratis yang benar dan tepat, serta yang berkomitmen untuk menegakkan kedaulatan rakyat, etika dan demokrasi. Ini sila keempat," kata dia.

Dalam surat gembalanya, Uskup Ruteng mengajak masyarakat untuk mencari dan menentukan pemimpin bangsa yang tepat.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News