Innalillahi, 12 Orang Meninggal Akibat Gempa Lombok Kemarin

Innalillahi, 12 Orang Meninggal Akibat Gempa Lombok Kemarin
Bangunan masjid di Desa Lading-lading Kecamatan Tanjung, Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat (NTB) yang roboh akibat gempa bumi. Foto: YouTube

jpnn.com, LOMBOK - Gempa beruntun yang menimpa Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) pada Minggu (19/8) kembali menelan korban jiwa dan kerusakan. Dilaporkan sebanyak 12 orang korban meninggal dunia.

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho melaporkan, gempa dengan kekuatan 6,9 SR (bukan 7 SR, telah diralat BMKG), yang mengguncang Lombok dan sekitarnya pada (19/8) pukul 19.56 WIB menimbulkan guncangan keras di Lombok Timur dan Lombok Utara dengan intensitas VI-VII MMI (kuat).

Data sementara yang berhasil dihimpun Posko BNPB hingga Senin (20/8) pukul 10.45 WIB, tercatat 10 orang meninggal dunia, 24 orang luka-luka, 151 unit rumah rusak (7 rusak berat, 5 rusak sedang, 139 rusak ringan) dan 6 unit fasilitas ibadah.

"Ini adalah data sementara karena pendataan masih berlangsung. Kendala listrik padam total menyebabkan komunikasi dan pendataan terhambat," ucap Sutopo.

Dari 10 orang meninggal dunia akibat gempa 6,9 SR berasal dari Kabupaten Lombok Timur 4 orang, Sumbawa Besar 5 orang, dan Sumbawa Barat 1morang. Tim SAR gabungan dari Basarnas, TNI, Polri, ESDM, dan relawan masih melakukan evakuasi.

Sutopo menerangkan, saat kejadian gempa masyarakat banyak yang berada di luar rumah dan di pengungsian, sehingga tidak menimbulkan banyak korban jiwa.

"Korban meninggal sebagian karena tertimpa bangunan roboh dan sebagian karena serangan jantung kaget menerima guncangan gempa yang keras," jelasnya.

Bantuan logistik terus disalurkan ke korban gempa di Lombok. Stok logistik mencukupi untuk memenuhi kebutuhan dasar pengungsi. Apalagi bantuan terus berdatangan dari berbagai pihak. Adanya gempa 6,9 SR telah menyebabkan beberapa jalan mengalami rusak dan longsor.

Ini adalah data sementara karena pendataan masih berlangsung. Kendala listrik padam total menyebabkan komunikasi dan pendataan terhambat.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News