Inovasi Minyak Sawit Harus Dilakukan Saat Kebutuhan Pangan Meningkat

Inovasi Minyak Sawit Harus Dilakukan Saat Kebutuhan Pangan Meningkat
Inovasi terhadap sawit harus dilakukan untuk memenuhi kebutuhan pangan. Ilustrasi: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Asisten Deputi Pengembangan Agrobisnis Perkebunan Kementerian Perekonomian Moch Edy Yusuf menyebut minyak sawit sudah menjadi kebutuhan utama masyarakat global.

Sebab, minyak sawit sudah digunakan sebagai bahan baku produk makanan, kosmetik, sabun, hand sanitizer, oleochemical hingga renewable energy.

“Selama 24 jam hidup berdampingan dengan produk-produk sawit,” ujarnya dalam webinar “Inovasi Sawit dalam Industri Pangan” yang diadakan Majalah Sawit Indonesia bersama dengan Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS), Jumat (27/5).

Menurut Edy, perlu aksi bersama untuk membangun keberlanjutan hulu hingga hilir kelapa sawit sehingga terjadi harmonisasi people, planet, dan profit.

Dia menambahkan kebutuhan minyak goreng nasional sebanyak 5,7 juta kiloliter terdiri dari kebutuhan rumah tangga sebanyak 3,9 juta kiloliter.  Sementara, kebutuhan industri sebesar 1,8 juta kiloliter.

”Adanya kebutuhan minyak goreng perlu dibarengi edukasi penggunaan produk berbasis sawit aman dan kegiatan ini perlu ditingkatkan,” kata dia.

Dia pun terus mendorong agar ada inovasi dan kampanye positif kepada masyarakat bahwa minyak sawit itu aman dikonsumsi.

“Namun, Indonesia juga harus berbenah melakukan perbaikan produk dan kualitas minyak sawit secara menyeluruh,” kata dia.

Pemerintah menyebut minyak sawit sekarang menjadi salah satu kebutuhan utama masyarakat sehingga harus ada inovasi.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News