'Integritas' Pesan Khusus Kemenko PMK ke 395 Kader Surau

'Integritas' Pesan Khusus Kemenko PMK ke 395 Kader Surau
Sarasehan Nasional Kader Surau Angkatan ke-3 di kantor Kemenko PMK, Jumat (20/7). (Foto: KemenkoPMK/jpnn)

jpnn.com, JAKARTA - Di depan 395 mahasiswa terpilih dari 18 Perguruan Tinggi Nasional (PTN) yang menerima beasiswa Kader Surau, Deputi Bidang Koordinasi Pendidikan dan Agama Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) Prof. Dr. R. Agus Sartono, MBA berpesan untuk tetap menjaga integritas.

"Sebagai calon pemimpin bangsa, kalian adalah yang terpilih. Maka belajar yang keras, raih prestasi, kerja yang baik dan jagalah integritas," ucap Agus Sartono dalam acara Sarasehan Nasional Kader Surau Angkatan ke-3 di kantor Kemenko PMK, Jumat (20/7).

Ratusan mahasiswa penerima beasiswa Kader Surau merupakan program Yayasan Baitul Maal Bank Rakyat Indonesia (YBM BRI) di bidang pendidikan yang fokus pada pembentukan dan pembinaan generasi intelektual muda Islam di tingkat perguruan tinggi.

Penerima beasiswa tersebut meliputi bantuan uang kuliah tunggal (UKT), uang saku bulanan dan pembinaan rutin di asrama.

Secara khusus Agus menjelaskan bahwa, belajar keras (rajin) adalah kunci utama untuk melangkah dalam meningkatkan kualitas individu seseorang. Dalam proses belajar, pria kelahiran Purworejo itu menekankan agar para mahasiswa tidak terlibat dulu dalam lingkungan aktivitas politik praktis.

Agus pula menceritakan pada para peserta sarasehan yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia bahwa karirnya saat ini merupakan hasil dari proses pembelajaran yang panjang. “Saat ini pun saya masih menjadi pembelajar,” tambahnya.

Selanjutnya Agus berpesan dengan tegas bahwa aspek pembangunan manusia harus dilandasi dengan integritas di mana "integritas adalah sikap menjaga kejujuran pada diri sendiri. Manusia tanpa integritas, maka pasti meaningless (tidak bermakna)," tandasnya.

Ia juga merasa prihatin atas pemberitaan akhir-akhir terkait Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB). Banyak orang tua kaya yang mengaku miskin demi mendapatkan Surat Keterangan Tidak Mampu (SKTM).

“Saya sangat prihatin, ternyata banyak orang tua sebagai guru pertama dan utama putra-putrinya menanamkan ketidakjujuran kepada anaknya sendiri. Pendidikan integritas dari orang tua ini perlu dipertanyakan,” tambah Agus.

Agus pun melarang keras para penerima beasiswa Kader Surau untuk cheating dan tidak jujur dalam proses belajar, meraih prestasi dan bekerja.

“Menyontek adalah praktik yang merusak integritas para pelajar. Jika kebiasaan mencari jalan pintas tanpa kerja keras dilakukan terus menerus justru akan merusak integritas kalian. Bukan tidak mungkin nanti akan menjerumuskan kalian, karena setelah bekerja nanti tidak lagi mengutamakan proses atau kerja keras tetapi lebih mementingkan hasil. Karakter buruk semacam inilah yang menyebabkan terjadinya praktek korupsi,” jelasnya.

Sebelum mengakhiri arahan kepada calon pemimpin masa depan, Agus mengingatkan agar para Kader Surau merenungkan betul "Seven Deadly Sins" yang dikemukakan oleh Mahatma Gandhi.

Menutup arahannya disampaikan bahwa satu hal yang sangat diimpikan "20 tahun mendatang ingin melihat anak-anak Kader Surau mewarnai kehidupan berbangsa dan bernegara. Siapkan diri kalian dan kalian pasti bisa,” pungkasnya dengan penuh semangat. (adv/jpnn)


Deputi Bidang Koordinasi Pendidikan dan Agama Kemenko PMK menekankan kepada 395 mahasiswa penerima beasiswa Kader Surau untuk selalu menjaga integritas.


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News