Intervensi Distribusi dan Stok Pangan, Kementan Monitor Wilayah Defisit Pasokan dengan SIMONTOK

Intervensi Distribusi dan Stok Pangan, Kementan Monitor Wilayah Defisit Pasokan dengan SIMONTOK
Kementan pantau distribusi dan harga bahan pokok menggunakan SIMONTOK. Foto: Ricardo/JPNN.com

Selain itu, Agung juga melakukan operasi pasar online melalui Pastani.

Program itu, kata dia, bekerja sama dengan berbagai start-up untuk membuka market place online.

"Selanjutnya kita kontrol secara rutin agar tidak ada gejolak," ujar Agung.

Disisi lain, Agung mengatakan pemerintah melalui Kementan sudah melakukan pembinaan terhadap ribuan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) agar menyediakan produk pasca-panen.

Hal itu dilakukan supaya masyarakat terbiasa dengan makanan olahan sehingga tidak ada makaman sisa yang terbuang percuma.

"Sekarang kan posisinya konsumsi pengolahan produk olahan itu 30 persen, sedangkan sisanya, yakni 70 persen adalah produk fresh. Saya kira ini terbalik dengan negara maju di Eropa atau Amerika. Karena itu kami kembangkan UMKM agar melakukan pengolahan, sehingga tidak ada makanan yang terbuang," beber dia.

Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman (GAPMMI) Adhi S Lukman mengaku setuju dengan konsep online dan pembinaan UMKM yang dilakukan Kementan.

Menurut dia, langkah tersebut merupakan langkah tepat dalam menekan angka impor melalui konsumsi makaman yang tidak terbuang secara percuma.

Kementan terus melakukan penjagaan stabilitas harga bahan pokok saat puasa dan menjelang Lebaran 2021, salah satunya melalui SIMONTOK.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News