Intoleransi Politik di Indonesia Makin Meningkat 3 Tahun Terakhir

Intoleransi Politik di Indonesia Makin Meningkat 3 Tahun Terakhir
Intoleransi Politik di Indonesia Makin Meningkat 3 Tahun Terakhir

Mantan jurnalis itu lalu menceritakan kasus pemalsuan tanda tangan, yang dijadikan alasan penolakan pendirian tempat ibadah.

“Di Bogor dikatakan, ada tanda tangan yang dipalsukan, caranya gimana? warga masyarakat yang Muslim dikasih supermi, dikasih beras, dikasih sembako dibohongin-lah kira-kira supaya mau memberikan tanda tangan untuk mendukung pendirian gereja.”

“Nah kalau di Kupang, tinggal diganti, dihapus agamanya, tapi jalan ceritanya mirip. Warga Kristen dimanipulasi, dibagikan daging kemudian mereka diminta tanda tangan untuk membolehkan pendirian masjid. Jadi sama, sama-sama dimanipulasi.”

Yenny berkesimpulan intoleransi tak hanya eksklusif dilakukan warga Muslim.

“Oh..agamanya beda perilakunya sama, sama-sama intoleran, alasannya juga sama manipulasi tanda tangan,” sebutnya mengundang tawa hadirin.

Ia lantas mengatakan, masjid di Kupang itu akhirnya bisa berdiri.

“Setelah lebih dari 3 tahun tidak bisa berdiri, masjid di Kupang bisa berdiri karena Walikota-nya yang progresif, Walikotanya Kristen. Yang kita tunggu masih di Bogor.”

Intoleransi Politik di Indonesia Makin Meningkat 3 Tahun Terakhir Photo: Hasil survei LSI seputar pendirian tempat ibadah. (Supplied; LSI)

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News