Intoleransi Politik di Indonesia Makin Meningkat 3 Tahun Terakhir

Dalam survei LSI sendiri, terungkap bahwa warga Muslim umumnya keberatan jika warga non-Muslim mendirikan rumah ibadah di sekitar wilayah mereka.
Mayoritas warga Muslim yang disurvei, yakni sebesar 52 persen, keberatan jika warga non-Muslim membangun tempat peribadatan di lingkungan mereka. Jumlah ini ternyata meningkat dari hasil tahun lalu di mana 48 persen warga Muslim keberatan adanya pendirian tempat ibadah agama lain.
Terlepas dari masalah intoleransi, warga yang disurvei LSI, uniknya, masih merasa demokrasi sebagai bentuk pemerintahan yang ideal bagi Indonesia.
Sebanyak 83 persen responden berpendapat bahwa demokrasi adalah bentuk pemerintahan terbaik. Dan Angka ini rupanya meningkat dibandingkan tahun lalu, 76%.

Survei LSI ini secara umum membahas persepsi publik tentang demokrasi, korupsi dan juga intoleransi. Selain Burhanuddin Muhtadi dan Yenny Wahid, Adnan Topan Husodo dari Indonesia Corruption Watch (ICW) juga didapuk sebagai pembicara.
Terkait korupsi dan intoleransi, Burhanuddin mengatakan dua hal tersebut merupakan faktor yang menghambat demokrasi Indonesia berkembang menjadi lebih baik.
“Saya rasa ini permasalahan serius. Jika kita ingin demokrasi kita semakin maju, maka dua masalah ini harus ditangani segera,” tuturnya.
- Apa Arti Kemenangan Partai Buruh di Pemilu Australia Bagi Diaspora Indonesia?
- Dunia Hari Ini: Presiden Prabowo Ucapkan Selamat Atas Terpilihnya Lagi Anthony Albanese
- Mungkinkah Paus Baru Datang dari Negara Non-Katolik?
- Partai Buruh Menang Pemilu Australia, Anthony Albanese Tetap Jadi PM
- Dunia Hari Ini: Israel Berlakukan Keadaan Darurat Akibat Kebakaran Hutan
- Dunia Hari Ini: Amerika Serikat Sepakat untuk Membangun Kembali Ukraina